Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Penacinta

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Inggit Garnasih: Saringgit Hegar Asih, Pilar Sang Proklamator yang Sering Terlupakan

2 Agustus 2025   14:01 Diperbarui: 2 Agustus 2025   14:01 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inggit Garnasih dan Sukarno. | Foto: Indonesianchannel.com

Jauh sebelum berjumpa Sukarno, Inggit telah menikah dengan Tuan Nata Admadja yang merupakan seorang Patih di kantor Residen Belanda. Saat itu usia Inggit kurang lebih 12 tahun. Namun, perrnikahan itu berakhir perpisahan.

Setelah itu Inggit menikah dengan saudagar kaya sekaligus aktivis Sarekat Islam (SI) Jawa Barat yang bernama H. Sanusi, seorang kawan H.O.S. Tjokroaminoto.

Pernikahannya dengan H. Sanusi merupakan langkah awal Inggit berkecimpung di dunia politik dan pergerakan kemerdekaan. Saat Kongres SI digelar di Jawa barat pada 1916, yang dihadiri perwakilan cabang di seluruh tanah-air, Inggit dipercaya mengatur dapur umum dan menjadi penerima tamu. Itulah awal Inggit masuk ke dalam dunia pergerakan.

Perjumpaan dengan Sukarno

Pada satu waktu, seorang pemuda hadir dalam kehidupan rumah-tangga Inggit dan H. Sanusi. Pemuda itu adalah Sukarno. Kedatangan Sukarno ke Bandung dalam rangka melanjutkan studinya di THS (sekarang ITB).

Secara kebetulan juga Sukarno ngekos di rumah H.Sanusi dan satu atap dengan Inggit Garnasih, disinilah awal Sukarno dan Inggit bertemu. Penempatan Sukarno di rumah kos ini tidak terlepas dari peran Tjokroaminoto.

Sukarno saat itu berstatus sebagai suami Oetari, putri dari H.O.S. Tjokroaminoto. Selama tinggal  disana, tumbuh perasaan saling cinta antara Sukarno dan Inggit. Sekalipun usia mereka jauh berbeda, Inggit yang berusia tigapuluhan tahun, sedangkan Sukarno masih pemuda 20 tahun, namun mereka saling mencintai.

Sukarno mengatakan bahwa hubungannya dengan Oetari seperti hubungan kakak dengan adik saja. Oetari adalah gadis yang masih hijau, jiwanya belum siap untuk berumah-tangga.

Sedangkan Sukarno, membutuhkan sosok wanita sebagai istri dan ibu, juga perpaduan kekasih dan kawan. Itu tidak dimiliki Oetari, yang memang masih muda. Sukarno menikahinya saat Oetari berusia 16 tahun.

Apa yang dirasakan Sukarno juga dirasakan oleh Inggit terhadap H. Sanusi, kurang harmonis. Hanya saja permasalahannya berbeda. Inggit menyayangkan apa yang dilakukan H. Sanusi yang sering bersikap acuh terhadap Inggit. Inggit merasa tidak bahagia menjadi istri H. Sanusi.

Dengan pertimbangan yang matang, Sukarno menceraikan Oetari. Sukarno berbicara dengan mertuanya dengan alasan yang dapat diterima oleh Pak Tjokro dan Oetari tentunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun