Mohon tunggu...
Wanda Fitriani
Wanda Fitriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa baru di salah satu universitas yang ada di Semarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri dalam Chemistry

6 Desember 2021   07:30 Diperbarui: 6 Desember 2021   07:36 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jangan-jangan, bau ini dari obat bius?! Tapi, tidak mungkin sapu tangan ini jatuh tadi malam, tidak mungkin baunya masih bertahan sampai saat ini. Tapi jika ini jatuh tadi pagi, dan dia membekap orang lalu membawa pergi bukankah berarti harus melewati gerbang satpam dulu? Tapi itu sangat rawan mengingat ada pembangunan, dia bisa dicurigai jika membawa mobil apalagi sudah ada informasi untuk dilarang membawa mobil ke kampus saat ini. Jadi, dia membawanya ke dalam kam-kampus?"

"Hanya itu jawaban paling aman, ta-tapi kemana dia membawanya? Karakter utama itu selalu pergi ke tempat tak jauh dari lokasi dia berada. Ada beberapa tempat yang dekat dari lokasi sapu tangan ini jatuh, kelas kimia dasar, gazebo dan gudang penyimpanan. Jika dia akan melakukan tindakan buruk, pasti dia memilih tempat tertutup. Antara kelas kimia dasar atau gudang penyimpanan, tapi kelas siang ini kosong, tidak mungkin dia melakukan disitu, cukup rawan untuk membersihkan jejaknya dalam waktu singkat. Jadi pemilik sapu tangan ini pergi ke gudang penyimpanan?"

Beranjak dari dudukku, aku bergegas menuju lokasi yang sudah ku tentukan. Hanya disana aku akan mendapatkan petunjuk. Jika memang benar, hipotesisku berhasil. Haaa aku bangga dengan diriku sendiri. Rasa penasaranku dengan misteri cukup kental. Setelah ini aku akan mendedikasikan diri untuk menjadi detektif hahahha.

Disini aku berada, depan pintu gudang penyimpanan. Ku coba mendorong pintu tersebut, Tidak terkunci. Berarti dia memang kesini, dia tidak punya kunci gudang dan tak ada tempat lain yang dekat untuk melancarkan aksinya, jadi dia mendobrak pintu ini dan pergi dengan hanya menutup pintu ini. Melangkah masuk ke dalam gudang, tercium bau busuk, ini bangkai. Ruangan yang tak cukup besar dan tak kecil pula. Debu dan sarang laba-laba terlihat jika tempat ini sudah lama diabaikan. Penerangan dari matahari diluar tak bisa untuk membuat tempat ini terang. Bantuan lampu pun tak cukup, lampunya mati. Cukup susah untuk menelusuri gudang ini karena tumpukan barang dan meja tak tentu, dan beberapa jalan yang buntu terhadang rak.

Aku tetap memberanikan diri melangkah lebih jauh lagi, walau rasanya jantung ini berdetak tak sesuai aturan yang berada. Bau bangkai ini cukup tajam, berarti tak jauh lagi dari aku berada. Saat aku mencoba untuk melihat sekitarku, mataku tak sengaja menatap cairan yang berada dilantai. Aku cukup yakin jika itu darah, warna merah pekatnya, dan bau busuk ini. Ada korban disini. Badanku melemas, tanganku bergemetar, tapi rasa penasaran ini cukup besar. Tetapi yakin untuk mendekat ke arah darah itu berada, dengan rasa ragu, aku membungkuk dan mengarahkan tanganku ke cairan darah yang dilantai, sedikit lagi,

Aku membeku

Ada seseorang yang memegang pundakku, apa dia arwah gentayangan dari korban bius ini? Tapi tunggu---tangannya hangat.

Apa dia pemilik sapu tangan ini? Jadi, dia masih digudang? A-aku harus bagaimana?

"Lu sedang apa disini?" Tanyanya.

"Ha?!" Spontan menoleh melihat siapa yang menepuk pundakku. "Sinta?" Tanyaku terkejut. "---L-lu ngapain disini?" Lanjutku.

"Harusnya gue yang nanya, lu ngapain digudang?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun