"Jangan-jangan, bau ini dari obat bius?! Tapi, tidak mungkin sapu tangan ini jatuh tadi malam, tidak mungkin baunya masih bertahan sampai saat ini. Tapi jika ini jatuh tadi pagi, dan dia membekap orang lalu membawa pergi bukankah berarti harus melewati gerbang satpam dulu? Tapi itu sangat rawan mengingat ada pembangunan, dia bisa dicurigai jika membawa mobil apalagi sudah ada informasi untuk dilarang membawa mobil ke kampus saat ini. Jadi, dia membawanya ke dalam kam-kampus?"
"Hanya itu jawaban paling aman, ta-tapi kemana dia membawanya? Karakter utama itu selalu pergi ke tempat tak jauh dari lokasi dia berada. Ada beberapa tempat yang dekat dari lokasi sapu tangan ini jatuh, kelas kimia dasar, gazebo dan gudang penyimpanan. Jika dia akan melakukan tindakan buruk, pasti dia memilih tempat tertutup. Antara kelas kimia dasar atau gudang penyimpanan, tapi kelas siang ini kosong, tidak mungkin dia melakukan disitu, cukup rawan untuk membersihkan jejaknya dalam waktu singkat. Jadi pemilik sapu tangan ini pergi ke gudang penyimpanan?"
Beranjak dari dudukku, aku bergegas menuju lokasi yang sudah ku tentukan. Hanya disana aku akan mendapatkan petunjuk. Jika memang benar, hipotesisku berhasil. Haaa aku bangga dengan diriku sendiri. Rasa penasaranku dengan misteri cukup kental. Setelah ini aku akan mendedikasikan diri untuk menjadi detektif hahahha.
Disini aku berada, depan pintu gudang penyimpanan. Ku coba mendorong pintu tersebut, Tidak terkunci. Berarti dia memang kesini, dia tidak punya kunci gudang dan tak ada tempat lain yang dekat untuk melancarkan aksinya, jadi dia mendobrak pintu ini dan pergi dengan hanya menutup pintu ini. Melangkah masuk ke dalam gudang, tercium bau busuk, ini bangkai. Ruangan yang tak cukup besar dan tak kecil pula. Debu dan sarang laba-laba terlihat jika tempat ini sudah lama diabaikan. Penerangan dari matahari diluar tak bisa untuk membuat tempat ini terang. Bantuan lampu pun tak cukup, lampunya mati. Cukup susah untuk menelusuri gudang ini karena tumpukan barang dan meja tak tentu, dan beberapa jalan yang buntu terhadang rak.
Aku tetap memberanikan diri melangkah lebih jauh lagi, walau rasanya jantung ini berdetak tak sesuai aturan yang berada. Bau bangkai ini cukup tajam, berarti tak jauh lagi dari aku berada. Saat aku mencoba untuk melihat sekitarku, mataku tak sengaja menatap cairan yang berada dilantai. Aku cukup yakin jika itu darah, warna merah pekatnya, dan bau busuk ini. Ada korban disini. Badanku melemas, tanganku bergemetar, tapi rasa penasaran ini cukup besar. Tetapi yakin untuk mendekat ke arah darah itu berada, dengan rasa ragu, aku membungkuk dan mengarahkan tanganku ke cairan darah yang dilantai, sedikit lagi,
Aku membeku
Ada seseorang yang memegang pundakku, apa dia arwah gentayangan dari korban bius ini? Tapi tunggu---tangannya hangat.
Apa dia pemilik sapu tangan ini? Jadi, dia masih digudang? A-aku harus bagaimana?
"Lu sedang apa disini?" Tanyanya.
"Ha?!" Spontan menoleh melihat siapa yang menepuk pundakku. "Sinta?" Tanyaku terkejut. "---L-lu ngapain disini?" Lanjutku.
"Harusnya gue yang nanya, lu ngapain digudang?"