Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cerita Silat: Songsong Tunggul Naga (Bab 1)

14 Maret 2024   15:53 Diperbarui: 15 Maret 2024   01:17 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Oya ya. Srikanthi..  Bukankah suami simbok itu paman Gendon, juragan kelapa di pasar sini?  Aku dulu sering diajak Waskita mencari air kelapa setelah haus karena bermain."

"Ya,... Ngger, juragan kelapa terkaya di kotaraja.  Tapi semuanya dijarah musuh setelah perang usai."

"Itulah sebabnya Simbok sekarang jualan nasi pecel di sini ?"

"Ya.  Untuk mencukupi kebutuhan hidupku sendiri.  Karena tak ada lagi yang hidup bersama simbok sekarang.  Simbok sebatang kara."

Sejenak kemudian datang tiga lelaki kekar masuk pintu pasar. Tiga lelaki itu berjalan kearah kedai Simbok Kanti.

"Ssst hati-hati jangan sembarangan ngomong, mereka gampang tersinggung.  Tiga orang itu penjahat-penjahat di pasar ini.  Pekerjaan mereka memeras."

Sembada memandangi tiga orang itu dengan tatapan mata yang dingin.  Sejak melihat penampilan mereka hatinya sudah diwarnai perasaan tak senang.  Apalagi mendengar keterangan Simbok Kanthi, bahwa mereka penjahat pemeras pedagang kecil di pasar itu.

"Mbok, buatkan tiga pincuk nasi pecel.  Kasih telur bebek ramesnya sekalian.  Rempeyeknya yang banyak.  Minumnya tiga bumbung air jeruk."

Simbok Kanthi dengan tersenyum masam melayani tiga pesanan itu.  Tangannya sedikit gemetar karena hatinya diliputi rasa takut.

Sambil makan tiga lelaki itu berbincang tentang hal-hal yang tidak diketahui Sembada ujung pangkalnya.  Pemuda itu hanya mendengarkannya saja.  Namun dari pembicaraan itu Sembada sudah bisa mengambil kesimpulan siapa mereka sebenarnya.

Setelah makan pincuk-pincuk itu dibuang sembarangan oleh tiga lelaki itu.  Meski mereka tahu ada wadah sampah di dekatnya.  Setelah minum mereka segera melangkah pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun