Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cerita Silat: Songsong Tunggul Naga (Bab 1)

14 Maret 2024   15:53 Diperbarui: 15 Maret 2024   01:17 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi bagian dari keluarga besar Katumenggungan Gajah Alit.  Meski ia hanya anak emban pamomong putri pembesar itu, dan ayahnya hanya seorang  pemimpin prajurit pengawal katumenggungan, hatinya merasa ikut kehilangan segala sesuatu yang pernah dinikmatinya.

Masa kecilnya yang indah telah hilang musnah.  Masih melekat dalam ingatannya, di balai agung katumenggungan itu ia bermain-main bersama dua putri kembar Tumenggung Gajah Alit.  Berlari-lari, berkejar-kejaran, bermain gobak sodor di halaman, atau main macanan dan mul-mulan di lantai balai agung katumenggungan itu.  Bahkan ia sering memanjat buah jambu atau mangga yang telah masak karena permintaan dua putri tumenggung.  

Pengalaman masa kecil dirasanya hidup paling indah dan menyenangkan.

Ketika berita tentang pusaka keramat berupa payung hilang dari gedung perbendaharaan pusaka, ia diungsikan oleh ayahnya ke sebuah padepokan..  Padepokan itu terletak di lereng Gunung Wilis, bernama Cemara Sewu.  Sedangkan Payung keramat itu bernama Songsong Tunggul Naga.

Sejak saat itu hati rakyat diliputi kekhawatiran.  Mereka percaya bahwa payung keramat itu memiliki tuah, daya sakti, yang menjadi lantaran Negeri Medang mendapatkan perlindungan keselamatan dari Sang Hyang Widhi.

Tetapi payung itu tiba-tiba lenyap.  Prajurit penjaga gedung perbendaharaan pusaka didapati mati terbunuh.  Siapa pembunuhnya tak ada seorangpun yang mengetahuinya. Jejak-jejak pencuri pusaka itu juga tak dapat dilacak.  Prajurit sandi juga sudah disebar untuk mencari sisik melik keterangan kemana pusaka itu dilarikan.

Kekhawatiran rakyat ternyata benar.  Saat Prabu Darmawangsa menikahkan putrinya, sekar kedaton negeri Medang bernama, Galuh Sekar, dengan pemuda yang masih keponakan sendiri, Erlangga, dari negeri Bali, kotaraja dikepung musuh.

Sebelum bala tentara lawan masuk istana, Prabu Darmawangsa segera memerintahkan kepada menantunya agar membawa istrinya meloloskan diri lewat pintu rahasia.

Dikawal oleh pasukan khusus Bala Putra Raja, dipimpin pemuda sakti Narotama, Erlangga dapat lolos dari istana. Hingga kini kabar keberadaan mereka tidak diketahui oleh rakyat.

Siang itu matahari memancarkan sinarnya dengan terang sekali.  Selembar awanpun tak nampak melayang di angkasa. Anginpun seolah segan berhembus meski hanya semilir. Perasaan gerah menghinggapi setiap orang, apalagi yang tengah dalam perjalanan.

Sembada bergegas mengayunkan langkahnya menuju ke sebuah pasar.  Di sana banyak tempat untuk sekedar berteduh. Siang hari para pedagang tentu sudah pergi, pulang ke rumah masing-masing setelah esok bekerja keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun