5. Empati yang menipis---bukan karena jahat, tetapi karena jauh
Ilmu perilaku menunjukkan bahwa empati dipengaruhi oleh kedekatan: jarak sosial, ekonomi, dan temporal mengurangi kapasitas seseorang memahami kondisi orang lain. Di ranah organisasi, kemampuan mempraktikkan "mendengar" terbukti memperbaiki hubungan dan hasil; pemimpin yang jarang mendengar langsung lebih mudah kehilangan sentuhan kemanusiaan yang esensial. Praktik listening yang terstruktur---bukan sekadar retorika---ternyata efektif dalam mengembalikan kepercayaan.Â
6. Dampak: kebijakan menyimpang dari realitas
Akibatnya nyata: program yang ideal di atas kertas gagal menyentuh kebutuhan dasar; prioritas belanja teralihkan ke proyek bergengsi yang kurang relevan; intervensi publik datang terlambat atau salah sasaran. Ketidaksesuaian ini memicu kekecewaan, menurunkan kepercayaan publik, dan memperbesar jurang legitimasi antara penguasa dan yang diperintah.
Jalan Kecil dan Besar untuk Menutup Jarak
Menjawab masalah ini memerlukan kombinasi perubahan personal, institusional, dan budaya politik. Berikut beberapa langkah konkret yang bisa diperjuangkan---dengan catatan: setiap solusi perlu disesuaikan konteks lokal agar tidak menjadi sekadar simbol.
A. Praktik mendengar yang terukur
Bukan sekadar kunjungan protokoler, tetapi listening tours yang berdasar, dengan metodologi: agenda publik diumumkan, pertemuan direkam dan dirapihkan, tindak lanjut dipublikasikan beserta timeline. Praktik organisasi dan perusahaan menunjukkan bahwa pemimpin yang mendengarkan meningkatkan kepercayaan dan efektivitas kebijakan.Â
B. Buka saluran langsung dan kurangi filter birokrasi
Sederhanakan alur informasi: ada mekanisme bagi keluhan atau data lapangan untuk sampai langsung ke unit kebijakan, bukan melalui lapisan yang berlebihan. Audit independen terhadap aliran informasi publik dapat membantu memastikan masalah esensial tidak hilang oleh "penyaringan".
C. Rotasi tugas dan program pengalaman lapangan