Mohon tunggu...
Wahyu Chandra
Wahyu Chandra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan blogger

Jurnalis dan blogger, tinggal di Makassar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Motif di Balik Tuduhan Plagiarisme Penyair Taufik Ismail

3 April 2011   22:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:09 2340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BPkembali mencoba mempertahankan keyakinannya dengan mencoba menyajikan fakta baru, yang menurutnya kemungkinan bisa semakin meneguhkan pendapatnya:

Mungkin laman ini lebih genah : http://pluzone.com/puisi/category/taufiq-ismail/page/2 ... Ejaan namanya paling tidak betul, dan sekilas nampaknya laman ini cukup sahih.

FZ menjawab (saya mengenal gaya bicara FZ yang tenang dan terstruktur pada Pilpres lalu, sehingga saya membayangkan bagaimana ia menjawab hal ini ketika disampaikan secara lisan):

Bung Bramantyo, saya sudah search di dunia maya dan belum ketemu sumber yang sahih soal klaim puisi Taufiq Ismail itu. Kelihatannya ada orang yang mem-posting puisi dan menulisnya karya Taufik Ismail. Kemudian dikutip di sana sini. Biasalah salah paham. Puisi "Tuhan" yang dinyanyikan Bimbo juga sering orang tulis karya TI, tapi beberapa kali TI mengoreksi bahwa itu karya Sam Bimbo. Kecuali ada sumber lain yang solid dan jelas, baru kita bisa lanjutkan diskusi ini.

FZ kembali menulis:

Saya sudah baca : http://pluzone.com/puisi/category/taufiq-ismail/page/2 .... Tidak jelas sumbernya atau siapa yang mengirimkannya.


Mungkin ada artikel, atau buku yang pernah menuliskan ini? Saya sudah susuri semua buku puisi TI, tak ada puisi ini. Juga tak ada di majalah-majalah atau koran yang memuat puisi.

FZ kemudian menjelaskan, dan ini semakin menegaskan bagaimana ia terlibat dalam polemik di status BP. SH lah yang menjadi penghubung ketika mencoba melakukan klarifikasi pada TI:

Infonya Mas Hardi tadi dari saya ketika ditelpon. Mungkin saya yang kurang tepat menyampaikannya. Karena infonya belum utuh. Saya telpon TI di tengah rapat, selintas saja, karena saya juga belum buka FB diskusi ini. Juga belum tahu isi puis...inya dst. Setelah saya bacakan puisinya, itulah jawaban TI di atas. Juga TI mencek di file puisi2nya. Untuk diketahui semua puisi TI sdh didata dengan baik untuk keperluan buku yang saya Ketua Panitianya. Kemudian seluruh puisi TI sudah diterjemahkan oleh alm Prof Amin Sweeney ke dalam bahasa Inggris. Terjemahan berikutnya oleh seorang penyair lain ke dalam bahasa Arab. Dari database itu tak diketemukan puisi "Kerendahan Hati". Puisi2 terjemahan itu akan diterbitkan dalam waktu dekat tahun ini.

FZ memberikan dalil lain untuk mencoba mengokohkan posisinya:

Juga di kumpulan karya terjemahan "Rerumputan Dedaunan" ternyata tak ada Douglas Malloch. Tadinya saya menduga, karya Malloch ini diambil dari bagian karya terjemahan. Ternyata tak ada juga. Jadi bagaimana dong, kalau sumbernya saja tidak jelas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun