Mohon tunggu...
Vibriana Wahyu Ningtyas Putri
Vibriana Wahyu Ningtyas Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Globalisasi Ekonomi terhadap Kemiskinan di dunia

5 Juni 2023   08:02 Diperbarui: 26 Mei 2024   05:19 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Capital flow atau arus modal merupakan pergerakan modal, baik dalam bentuk investasi langsung, portofolio, atau pinjaman antar negara-negara. Hubungan antara capital flow dan kemiskinan yang tidak sederhana dan dapat memiliki dampak yang beragam dan dapat menjadi kompleks serta dampaknya tergantung pada bagaimana arus modal diarahkan dan diatur. Beberapa hal dapat dijadikan target dan harapan dalam capital flow yaitu, Investasi langsung asing (Foreign Direct Investment), dapat membawa manfaat bagi negara-negara berkembang dengan menciptakan lapangan kerja; Pendanaan pembangunan dengan melakukan, arus modal dalam bentuk pinjaman atau bantunan pembangunan dapat digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur, sector Pendidikan, Kesehatan, atau sektor-sektor lain yang dapat meminimalizir tingkat kemiskinan dan ketimpangan

beberapa peristiwa capital flow memberi dampak yang berbeda terhadap rencana awal, Volatilitas arus modal: Modal asing yang masuk atau keluar secara tiba-tiba dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi di negara-negara berkembang. Fluktuasi nilai tukar, penarikan modal cepat, atau ketidakstabilan keuangan dapat menyebabkan gejolak ekonomi yang merugikan masyarakat yang rentan, terutama mereka yang beruntung pada sektor-sektor yang rentan terhadap pasar perubahan; Perburukan ketimpangan: Capital flow dapat memperkuat kesenjangan ekonomi jika penggunaan modal lebih menguntungkan sektor-sektor yang sudah kuat, sementara sektor-sektor yang melibatkan pekerja miskin atau rentan tidak mendapat perhatian yang cukup; Utang dan ketergantungan: Utang yang tidak terkendali dapat membebani anggaran negara dan menghambat pengembangan sektor-sektor sosial; Distribusi keuntungan dan ketimpangan: Arus modal terutama dalam bentuk FDI, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dapat menciptakan kekayaan. Namun, distribusi keuntungan dari arus modal tersebut tidak selalu merata. 

Permasalahan ini sebenarnya didasari oleh kebijakan dan pengaturan yang memastikan arus modal yang seimbang dan berkelanjutan. Adanya perhatian terhadap capital flow diatur dan dimafaatkan dalam konteks pengentasan kemiskinan. Regulasi yang tepat, kebijakan inklusif, dan transparansi dalam penggunaan modal seharusnya menjadi bagian dalam memaksimalkan manfaat arus modal dan meminimalkan ketimpangan yang terkait dengan kemiskinan.

Kesimpulan

Kesimpulannya, dampak globalisasi ekonomi terhadap ketimpangan dan kemiskinan tidak bisa digeneralisasi secara sederhana. Globalisasi ekonomi dapat memiliki potensi untuk mengurangi ketimpangan dan kemiskinan melalui peningkatan akses pasar, transfer teknologi, penurunan biaya produksi. Investasi langsung asing dan arus modal juga dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi negara-negara berkembang. Namun, dampak globalisasi ekonomi terhadap kemiskinan tidak selalu merata, juga bisa memperburuk ketimpangan dan kemiskinan. Ketidaksetaraan dalam distribusi kekayan, volatilitas arus modal, dan risiko hutang yang tinggi dapat menghambat upaya mengurangi kemiskinan.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kebijakan dan pengaturan yang tepat, serta mengintegerasikan kebijakan pembangunan yang inklusif. Pendekatan yang holistik dan terarah harus diambil untuk memastikan bahwa manfast globalisasi ekonomi dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, termasuk mereka yang rentan terhadap kemiskinan. Hal ini melibatkan perlindungan sosial, investasi dalam pendidikan dan keterampilan, promosi kewirausahaan, serta perhatian terhadap isu-isu lingkungan dan keberlanjutan. Pemerintah, Lembaga international, dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa manfaat globalisasi dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat. Diperlukan kerjasama global untuk  mengatasi tantangan yang terkait dengan arus modal, perdagangan internasional, akses ke pasar, dan keadilan ekonomi.

Meskipun globalisasi ekonomi memiliki potensi positif dalam pengurangan kemiskinan, strategi dan pendekatan yang tepat harus diadopsi untuk memitigasi risiko-risiko yang terkait. Dalam hal ini, pendekatan berkelanjutan yang memperhatikan aspek yang menjadi fokus utama dalam rangka mencapai pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan.

Dalam kesimpulannya, globalisasi ekonomi memiliki potensi untuk mengurangi ketimpangan dan kemiskinan global, namun keberhasilannya tergantung pada faktor-faktor seperti pengaturan yang tepat, kebijakan inklusif, kerangka regulasi yang ada, dan pendekatan pembangunan yang berkelanjutan.

Sumber

Aisbett, Emma, Ann Harrison and Alix Zwane (2005), "Globalization and Poverty: What is the

Evidence?", prepared for a conference in Honor of Jagdish Bhagwati's 70th Birthday,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun