Mohon tunggu...
Vibriana Wahyu Ningtyas Putri
Vibriana Wahyu Ningtyas Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Peran Globalisasi Ekonomi terhadap Kemiskinan di dunia

5 Juni 2023   08:02 Diperbarui: 5 Juni 2023   08:22 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pengantar

Perubahan yang terjadi di setiap kondisi internasional dan tepat di era postmodernisme, sebagai warga internasional sekarang, bahwa apakah orang miskin akan selalu Bersama kita? Menjawab dari tingkat kemiskinan melalui statistik awal abad ke-21 akan tetap ada malah semakin menjadi suram: Sekitar 40% dari 6,5 Miliar warga dunia tinggal di dalam kondisi kemiskinan (didefinisikan oleh World Bank sebagai hidup dengan biaya terendah $2 perhari), Hampir 1 miliar orang hidup dalam keadaan lebih putus asa kemiskinan kurang dari $1 per hari, dan membuat Penyakit seperti malaria, tuberculosis, COVID-19, HIV/AIDS dan diare pada umumnya dapat di dapatkan dengan mudah oleh orang miskin, Pengaruhnya juga merambat kepada Ratusan juta orang karena masih tidak memiliki akses air bersih atau perawatan medis, kekuarangan gizi, dan hidup dengan sedikit harapan.

Globalisasi secara sederhana dapat dikatakan sebagai proses integrasi internasional yang memiliki dimensi ekonomi, social, dan politik. Beberapa negara dapat beradaptasi dengan proses ini dan bisa menikmati kesejahteraan dari globalisasi yang diterapkan. namun, dibeberapa negara masih mencoba beradaptasi dalam menerapkan globalisasi dengan transformasi ekonomi dan lembaga negara. Negara-negara tersebut biasanya berpenghasilan rendah dan memiliki tingkat globalisasi yang rendah. Selain itu, mereka juga yang menderita kondisi Kesehatan yang buruk seperti penyakit menular, dan angka kematian. Kondisi ini memberikan dua opini dari pengaruh globalisasi. Yang pertama, kita dapat menyalahkan globalisasi dan beralasan bahwa kemiskinan diakibatkan oleh harapan hidup yang rendah dari ketidak setaraan yang diciptakan oleh globalisasi itu sendiri. yang kedua, Sebagian besar berpendapat kepada manfaat perdagangan bebas, mobilitas modal, dan transfer teknologi. selain itu negara-negara juga dapat dikatakan miskin karena Sebagian dari negara-negara berpenghasilan rendah memiliki kualitas kelembagaan yang rendah dalam konteks demokrasi dan hak-hak politik. Kedua hal yang bertentangan ini akan dibahas di essay ini.

Sub Topik

1. Hubungan lintas antar negara

Hubungan lintas antar negara merupakan hubungan yang dilakukan kedua negara yang bertujuan untuk menentukan kebutuhan yang bisa ditukar melalui ekspor dan impor. aktivitas ini dilakukan oleh negara-negara yang ingin berhubungan untuk melakukan perdagangan dan pertumbuhan ekonomi, serta menghubungkan peningkatan pertumbuhan tersebut dengan pengurangan kemiskinan. Peningkatan keterbukaan terhadap perdagangan menjadi dasar dari hubungan lintas antar negara. dengan demikian, bahwa kemiskinan itu sangat berkolerasi dengan pertumbuhan; yang strateginya dapat ditunjukan melalui mendorong pertumbuhan pertumbuhan agregat. Pertumbuhan ekonomi yang dilakukan pemerintah terlihat jelas, jika kita melihat Pertumbuhan kelompok agregat di suatu negara. Namun, kita perlu berhati-hati dalam menafsirkan hubungan lintas negara antara korelasi pertumbuhan agregat dan pengurangan kemiskinan. Korelasi ini didasarkan pada pengukuran serta bias dalam statistic pendapatan nasional, Yang umumnya, diukur melalui tingkat pengurangan kemiskinan yang tersirat dari bukti mikro melalui survei rumah tangga. Ini menjadi dasar bahwa factor-faktor penentu agregat menjadikan sebagai dampak langsung pada orang miskin. dengan memeriksa hubungannya antara harapan hidup, kematian bayi, dan tarif. Hasil ini dapat mengendalikan pendapatan awal, Pendidikan, perawatan medis, dan variable lainnya

2. Studi kasus negara-negara

Bagian ini mengulas mengenai bukti dari sepuluh studi kasus negara yang punya pengaruh dalam globalisasi dan kemiskinan. Kasus ini mengambil titik perhatian negara pada distribusi efek globalisasi. Kisah yang dapat di ambil, Ketika negara miskin dianggap sebagai pemilik tenaga kerja (umumnya tidak terampil) tetapi tidak pemiliki modal, dengan demikian perdagangan akan menguntungkan negara miskin jika meningkatkan hasil relative (pendapatan) dari tenaga kerja, yaitu upah riil. ini merupakan cara dari teori stolper-samuelson: Ketika suatu negara berkembang meningkatkan perdagangannya dengan negara yang lebih kaya "negara yang relative adalah negara yang lebih kaya dengan modal" sehingga negara berkembang yang kurang terampil harus mendapatkan keuntungan relative (upah riil) terhadap yang negara relative dan lebih terampil. 

Pengalaman dari Kolombia. menunjukkan bahwa individu di sektor peningkatan impor melalui persaingan antar negara cenderung menjadi lebih buruk, sedangkan di sektor-sektor di mana ekspor tumbuh, kecil kemungkinannya untuk menjadi miskin. Meningkatnya impor membuat persaingan menjadi lebih serius, dengan demikian membuat perekonomian negara menjadi lebih kecil dan kemungkinan pengangguran, informalitas, dan hal tersebut mengaitkan dengan tingginya angka kemiskinan. Pertumbuhan ekspor juga dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara, peningkatan upah, lapangan kerja semakin banyak, dan penurunan kemiskinan. Hasil ini menunjukan peran pekerja, sehingga kolombia menyarankan pentingnya reformasi Komplemener (mengendalikan kondisi awal, stabilitas moneter dan kelembagaan, serta endogenenitas tingkat reformasi dan komplementaritas). Dengan demikian, reformasi ini membawa pandangan perusahaan untuk mempermudah mempekerjakan orang maupun memecat orang yang dinilai dari potensi orang tersebut.

Kaus dari india, pada 1990-an, india memulai sesuatu yang sangat berbeda dari segi pertumbuhan perekonomiannya. Sepertiga orang miskin didunia tinggal di india, sampai suatu saat yang luar biasa pemerintah mengubah reformasi perdagangan, dengan membalikkan decade kebijakan proteksionis yang akan membuat tarif rata-rata melebihi Sembilan puluh persen. Dalam kasus ini Hasil liberalisasi perdagangan kurang menguntungkan orang-orang yang hidup dalam kemiskinan, terlebih lagi di wilayah pedesaan untuk terbuka terhadap transformasi perdagangan. Hal ini disebabkan oleh karena kurangnya dampak liberalisasi. pengaruhnya liberalisasi kurang diterima oleh india dikarenakan sistem liberal yang tidak begitu cocok dengan budaya dan sistem yang ada di daerah tersebut, sehingga perdagangan liberal pun menjadi terhambat. Sehingga di india terlihat konsumen yang miskin akan jauh lebih baik dibandingkan dipedesaan. Selain itu pengaruh pembatasan sistem ekonomi globalisasi, membuat terhambatnya mobilitas potensi tenaga kerja pedesaan di india.

3. Capital Flow dan Kemiskinan

Capital flow atau arus modal merupakan pergerakan modal, baik dalam bentuk investasi langsung, portofolio, atau pinjaman antar negara-negara. Hubungan antara capital flow dan kemiskinan yang tidak sederhana dan dapat memiliki dampak yang beragam dan dapat menjadi kompleks serta dampaknya tergantung pada bagaimana arus modal diarahkan dan diatur. Beberapa hal dapat dijadikan target dan harapan dalam capital flow yaitu, Investasi langsung asing (Foreign Direct Investment), dapat membawa manfaat bagi negara-negara berkembang dengan menciptakan lapangan kerja; Pendanaan pembangunan dengan melakukan, arus modal dalam bentuk pinjaman atau bantunan pembangunan dapat digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur, sector Pendidikan, Kesehatan, atau sektor-sektor lain yang dapat meminimalizir tingkat kemiskinan dan ketimpangan

beberapa peristiwa capital flow memberi dampak yang berbeda terhadap rencana awal, Volatilitas arus modal: Modal asing yang masuk atau keluar secara tiba-tiba dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi di negara-negara berkembang. Fluktuasi nilai tukar, penarikan modal cepat, atau ketidakstabilan keuangan dapat menyebabkan gejolak ekonomi yang merugikan masyarakat yang rentan, terutama mereka yang beruntung pada sektor-sektor yang rentan terhadap pasar perubahan; Perburukan ketimpangan: Capital flow dapat memperkuat kesenjangan ekonomi jika penggunaan modal lebih menguntungkan sektor-sektor yang sudah kuat, sementara sektor-sektor yang melibatkan pekerja miskin atau rentan tidak mendapat perhatian yang cukup; Utang dan ketergantungan: Utang yang tidak terkendali dapat membebani anggaran negara dan menghambat pengembangan sektor-sektor sosial; Distribusi keuntungan dan ketimpangan: Arus modal terutama dalam bentuk FDI, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dapat menciptakan kekayaan. Namun, distribusi keuntungan dari arus modal tersebut tidak selalu merata. 

Permasalahan ini sebenarnya didasari oleh kebijakan dan pengaturan yang memastikan arus modal yang seimbang dan berkelanjutan. Adanya perhatian terhadap capital flow diatur dan dimafaatkan dalam konteks pengentasan kemiskinan. Regulasi yang tepat, kebijakan inklusif, dan transparansi dalam penggunaan modal seharusnya menjadi bagian dalam memaksimalkan manfaat arus modal dan meminimalkan ketimpangan yang terkait dengan kemiskinan.

Kesimpulan

Kesimpulannya, dampak globalisasi ekonomi terhadap ketimpangan dan kemiskinan tidak bisa digeneralisasi secara sederhana. Globalisasi ekonomi dapat memiliki potensi untuk mengurangi ketimpangan dan kemiskinan melalui peningkatan akses pasar, transfer teknologi, penurunan biaya produksi. Investasi langsung asing dan arus modal juga dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi negara-negara berkembang. Namun, dampak globalisasi ekonomi terhadap kemiskinan tidak selalu merata, juga bisa memperburuk ketimpangan dan kemiskinan. Ketidaksetaraan dalam distribusi kekayan, volatilitas arus modal, dan risiko hutang yang tinggi dapat menghambat upaya mengurangi kemiskinan.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kebijakan dan pengaturan yang tepat, serta mengintegerasikan kebijakan pembangunan yang inklusif. Pendekatan yang holistik dan terarah harus diambil untuk memastikan bahwa manfast globalisasi ekonomi dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, termasuk mereka yang rentan terhadap kemiskinan. Hal ini melibatkan perlindungan sosial, investasi dalam pendidikan dan keterampilan, promosi kewirausahaan, serta perhatian terhadap isu-isu lingkungan dan keberlanjutan. Pemerintah, Lembaga international, dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa manfaat globalisasi dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat. Diperlukan kerjasama global untuk  mengatasi tantangan yang terkait dengan arus modal, perdagangan internasional, akses ke pasar, dan keadilan ekonomi.

Meskipun globalisasi ekonomi memiliki potensi positif dalam pengurangan kemiskinan, strategi dan pendekatan yang tepat harus diadopsi untuk memitigasi risiko-risiko yang terkait. Dalam hal ini, pendekatan berkelanjutan yang memperhatikan aspek yang menjadi fokus utama dalam rangka mencapai pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan.

Dalam kesimpulannya, globalisasi ekonomi memiliki potensi untuk mengurangi ketimpangan dan kemiskinan global, namun keberhasilannya tergantung pada faktor-faktor seperti pengaturan yang tepat, kebijakan inklusif, kerangka regulasi yang ada, dan pendekatan pembangunan yang berkelanjutan.

Sumber

Aisbett, Emma, Ann Harrison and Alix Zwane (2005), "Globalization and Poverty: What is the

Evidence?", prepared for a conference in Honor of Jagdish Bhagwati's 70th Birthday,

University of Florida, Gainesville, Florida.

Easterly, William, "Globalization, Prosperity, and Poverty", in Ann Harrison, editor, Globalization

and Poverty, forthcoming, University of Chicago Press for NBER.

VanDeveer, S (2008), "Global Poverty & Global Politics", University of new Hampshire Scholars' Repository, University of New Hampshire, https://scholars.unh.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1043&context=discovery_ud

https://repofeb.undip.ac.id/2538/3/5.%20S%20-%20Abstrak%20-%2012020113140080.pdf

Opini. (2015). "Dampak Globalisasi terhadap Pertumbuhan, Kemiskinan, dan Ketimpangan". https://macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/dampak-globalisasi-terhadap-pertumbuhan-kemiskinan-dan-ketimpangan/

Disusun oleh :

1. Vibriana Wahyu Ningtyas Putri (151220163)

2. Trias Julio Fahasaradodo Zega (151220164)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun