BAB.3 The Only Daughter
Masa pergolakan telai usai. Semua kehidupan mulai dibenahi. Pendidikan berjalan dengan lancar. Tidak ada lagi ancaman terhadap hak-hak anak.
Sekarang mama sudah semakin besar. Â Kehadiran dua orang adik laki-laki menumbuhkan rasa tanggung jawab pada pribadinya.
Sebagai kakak, mama harus pandai menjaga dua orang adik yang masih usia balita. Adik pertama baru berumur 4 tahun bernama Muhammad Natsir. Adik kedua baru berumur 2 tahun diberi nama Gunawan. Pada saat itu mama baru kelas 3 SD.
Ketika nenek ke sawah, mama harus menjaga adik-adiknya di rumah. Jadi, nenek ke sawah setelah pulang sekolah. Sedangkan kakek sudah duluan di pagi hari.
Mama menjaga adik-adiknya dengan penuh kasih sayang. Satu di gendong dan satu dibimbing. Mereka tetap berbahagia main dengan teman yang lain.
Mama ibarat ibu bagi adik-adiknya. Menjaga, memandikan, bermain, dan memberi makan.
Dua orang adik mama memiliki sifat yang berbeda. Adik pertama orang yang pendiam dan pengertian sehingga tidak begitu menyulitkan mama saat menjaganya.
Adik kedua sifatnya keras, suka marah, dan suka ngambok. Kalau kita melihat dia sedang makan, prasangkanya kita melihat itu seolah-olah marah karena mkn ikan. Padhal itu tidak benar. Tetiba  dia akan berhenti mkn dan menjatuhkn badankebelakng. Yang menyebabkan kepalanya terbentur.
Untung rumah mama berlantaikan papan. Seandainya keramik atau seperti rumah orang sekarang, mungkin kepalanya sudah pecah dan berdarah.
Sungguh berat kesabaran mama menjaga adik kedua. Mama harus berhati-hati menjaga perasaannya. Supaya hal yang sama tidak terulang lagi. Jika dia makan, maka mama hanya bertugas mengambil nasi dan lauk secukupnya. Setelah itu tidak perlu lagi ikut campur, apalagi melirik kearah dia makan.