Mohon tunggu...
Galuh CahyaningtyasAsih
Galuh CahyaningtyasAsih Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Pelajar SMA, menyukai buku dan film

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Resensi Buku Insecurity Is My Middle Name

15 Maret 2024   10:16 Diperbarui: 15 Maret 2024   10:30 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alvi Ardhi Publishing

Insecure merupakan perasaan tidak aman yang disebabkan oleh kecemasan dan kurangnya rasa kepercayaan diri. Perasaan insecure atau rendah diri sudah menjadi teman sehari-hari bagi sebagian orang, karena kehidupan yang fana ini kerap memberikan standar, tuntutan, dan tekanan, yang malah membentuk perasaan rendah diri karena tidak mampu memenuhi itu standar yang ada. Apalagi kini kehadiran media sosial dan semakin mudahnya akses ke berbagai hal, justru malah menjadi sumber baru yang memunculkan perasaan insecure. Banyak sekali tuntutan dan standar yang mengharuskan seseorang untuk bisa dikategorikan berhasil dan bahagia, mulai dari memiliki pekerjaan tetap, pendapatan yang fantastis, hingga menikah di usia tertentu.

Buku Insecurity is My Middle Name mengupas berbagai hal yang dapat menyebabkan timbulnya perasaan insecure. Di dalamnya diulas bagaimana faktor-faktor seperti kurang idelnya fisik, kekhawatiran akan masa depan, dan kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain dapat menghambat rasa percaya diri seseorang.

Masalah yang paling umum dikeluhkan adalah ketidakpuasan terhadap penampilan fisik. Namun, buku ini mengajarkan bahwa kecantikan fisik bukanlah segalanya. Penulis menekankan bahwa membangun value diri yang kokoh jauh lebih penting daripada sekadar mengejar standar kecantikan yang seringkali dangkal. Selain itu, buku ini juga mengingatkan bahwa nilai sejati seseorang tidak dapat diukur dari penampilan fisik, melainkan dari perbuatan dan karakter seseorang. Hal ini memberi harapan dan memberdayakan pembaca untuk merasa berharga tanpa bergantung pada validasi eksternal.

Topik menarik selanjutnya yang dibahas di buku ini adalah perihal takut gagal di masa depan. Insecurity dapat membuat seseorang berhenti mencoba karena takut gagal. Hal ini dapat merugikan diri sendiri karena bisa jadi keberhasilan yang dimimpikan hanya tinggal beberapa langkah lagi di depan.  Oleh karena itu, buku ini meyakinkan pembacanya untuk tidak berhenti berusaha. Selain kedua permasalahan di atas, terdapat hal lain yang sering menyebabkan seseorang merasa insecure yaitu kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Pada dasarnya, akan selalu ada orang yang lebih baik dari kita. Mencoba menjadi "lebih" dari orang lain akan menjadi kompetisi yang tak akan pernah selesai. Alih-alih menjadikan orang lain sebagai standar, kita sebaiknya menjadikan diri kita yang kemarin sebagai patokan untuk menjadi lebih baik.

Buku self-healing ini seperti obat yang bisa meredakan perasaan rendah diri atau insecure yang kerap muncul di dalam diri kita masing-masing. Menyembuhkan diri sendiri melalui tulisan yang menenangkan dalam buku ini sangat membantu siapa saja yang sedang berusaha untuk melakukan proses penerimaan diri yang pastinya tidaklah mudah, karena lingkungan tempat kita berada biasanya menimbulkan perasaan insecure yang menyebabkan luka batin. Insecurity Is My Middle Name menghadirkan sensasi membaca yang seolah-olah mengajak kita untuk berdialog dengan penulis, untuk membuat kita bisa menerima dan berpikir secara lebih dalam mengenai perasaan insecure serta bisa diajak berdamai.

Meskipun ini adalah buku self-healing pertama dari penulis, menurut saya buku ini cukup sempurna. Saya merasa buku ini dapat menjadi "obat penenang" ketika rasa insecure sedang melanda. Dengan membaca buku ini, para pembaca merasa lebih bisa mengendalikan rasa insecure yang dimiliki. Segala macam insecurity yang dibedah habis dalam buku, banyak orang yang relate dengan pembahasan yang ada di dalam buku ini. Selain isinya yang menenangkan pikiran, pemilihan diksi yang digunakan dalam buku ini juga sederhana dan mudah untuk dipahami.

Rangkaian kata yang disusun oleh penulis sangat cantik, dengan membaca buku ini pembaca merasa berbicara langsung dengan sang penulis. Saat membaca buku ini, saya tidak memerlukan banyak waktu untuk membacanya. Setiap babnya disajikan dengan singkat, tidak bertele-tele. Mungkin saja buku ini dapat dibaca dalam waktu sehari. Selain itu, kelebihan lain dalam buku ini juga terletak pada pemilihan layout yang sangat rapih dan ilustrasi yang menarik. Mulai dari design cover hingga ilustrasi yang ada di buku ini, semuanya memiliki porsi yang pas, pemilihan ilustrasi juga tidak bertolak belakang dengan isi buku ini.

Dari banyaknya kelebihan yang dimiliki oleh buku ini, buku ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan yang ditemukan dalam buku ini terdapat beberapa bagian tulisan yang masih menjadi pertanyaan. Kurangnya pendalaman yang memadai dalam beberapa bagian tulisannya. Meskipun buku ini memberikan gambaran umum yang baik, namun detail-detail yang mendalam seringkali kurang tersaji dengan jelas. Hal ini dapat membuat pembaca merasa kurang puas dalam memahami beberapa konsep atau argumen yang disampaikan. Selain itu, tulisan dalam buku tersebut terlihat kurang proposional karena tulisan dalam buku tersebut kecil. Meskipun hal ini tidak mengurangi substansi keseluruhan buku, namun dapat mengganggu kualitas bacaan dan membingungkan pembaca terutama yang memiliki pemahaman bahasa yang baik.

Buku Insecurity is My Middle Name membahas tentang berbagai faktor yang dapat menyebabkan timbulnya rasa insecure atau rendah diri, karena fisik yang kurang ideal, ketakutan akan masa depan, dan kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Buku ini memberikan pandangan bahwa membangun nilai diri yang kokoh lebih penting daripada hanya mengikuti standar kecantikan atau kesuksesan yang dangkal. Meskipun memiliki kelebihan dalam menyajikan materi dengan bahasa yang sederhana dan rapi, buku ini tetap memiliki kekurangan dalam beberapa bagian. Secara keseluruhan, buku ini dapat menjadi "obat penenang" bagi para pembaca yang sedang dilanda dengan rasa insecure.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun