Mohon tunggu...
glenn
glenn Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar sekolah

kepribadian saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Resensi Buku "Rich Dad Poor Dad"

16 Maret 2024   13:39 Diperbarui: 16 Maret 2024   13:40 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat membaca buku "Rich Dad Poor Dad" karya Robert Kiyosaki, kita tidak hanya membuka lembaran halaman, tetapi juga mengikuti perjalanan mendalam dan tajam untuk memahami tentang keuangan dan kehidupan. Dengan gaya naratif yang begitu memikat, Kiyosaki mengajak pembaca untuk menyelami dua dunia yang kontras atau berbeda: dunia orang tua atau sosok figur ayah yang kaya (Rich Dad) dan dunia orang tua atau sosok figure ayah yang miskin (Poor Dad). Melalui kisah hidupnya sendiri, yang dia akui adalah cerita naratif, ia membuka pintu rahasia kesuksesan finansial yang tidak diajarkan di sekolah pada umumnya.

Alur buku ini berpusat pada pengalaman Kiyosaki saat tumbuh dewasa. Dia memiliki dua ‘figur ayah’ yang sangat berbeda: ayah kaya, yang merupakan teman ayahnya, dan ayah miskin, ayah kandungnya sendiri. Melalui kedua ayah ini, Kiyosaki mendapat pelajaran berharga tentang bagaimana pandangan terhadap uang, investasi, dan kekayaan secara keseluruhan berdampak pada kehidupan seseorang.

Dari awal, Kiyosaki menyuguhkan kontras yang tajam antara ‘kemiskinan’ dan ‘kekayaan’ yang tidak hanya berlaku untuk kondisi finansial, tetapi juga pola pikir atau mindset dan sikap terhadap uang. Melalui cerita tentang kedua ayahnya, ia menggambarkan bagaimana pendidikan formal sering kali gagal untuk mengajarkan keterampilan finansial yang esensial dan praktikal dalam kehidupan nyata, serta kecenderungan pendidikan formal yang hanya sebatas mempersiapkan sumber daya manusia untuk bisnis. Rich Dad, figur mentor dalam buku ini, adalah sosok yang memperkenalkan Kiyosaki pada prinsip-prinsip dasar investasi, kemandirian finansial, dan pentingnya memiliki aset yang menghasilkan uang.

Dengan ringan, Kiyosaki menguraikan prinsip-prinsip penting yang diajarkan oleh Rich Dad. Salah satu konsep utama yang disorot adalah perbedaan antara aset dan kewajiban, yang ia klaim berbeda dengan konsep akuntansi pada umumnya. Ia menjelaskan bahwa aset adalah sesuatu yang produktif menghasilkan asset lain bagi seseorang, atau dalam kata lain berupa investasi. Sementara itu, kewajiban adalah sesuatu yang tidak produktif dan dalam jangka panjang dapat mengurangi aset seseorang, meskipun secara akuntansi itu disebut aset. Pemahaman yang kuat tentang perbedaan ini adalah fondasi yang penting untuk membangun kekayaan.

Namun, bukan hanya tentang pengelolaan keuangan, Kiyosaki juga menyoroti pentingnya mengubah pola pikir terkait dengan uang. Dia menekankan bahwa menjadi kaya bukanlah tentang berapa banyak uang yang kita hasilkan, tetapi tentang bagaimana kita mengelola dan mengalokasikan uang tersebut. Ini adalah perspektif kuat yang sering kali terabaikan dalam masyarakat yang terobsesi dengan pendapatan serta jaminan yang terlihat menggiurkan secara sekilas.

Selain itu, buku ini juga mengulas pentingnya pendidikan finansial. Kiyosaki menegaskan bahwa sumber daya terbesar yang dapat kita miliki adalah pengetahuan, atau dalam bahasa konglomerat generasi dulu menyebutnya sebagai “investasi leher ke atas”. Dia menekankan bahwa pendidikan finansial harus dimulai dari usia dini dan terus dikembangkan sepanjang hidup. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana uang bekerja, bagaimana menginvestasikan dengan bijak, dan bagaimana mengelola risiko dari investasi itu sendiri.

Salah satu bagian paling memukau dalam buku ini adalah ketika Kiyosaki membagikan kisahnya tentang membeli apartemen pertamanya. Dengan sederhana, ia menjelaskan bagaimana mengubah suatu utang dengan perspektif akuntansi menjadi sebuah aset produktif yang menghasilkan uang. Ia menjelaskan dengan sederhana jika ‘utang’ yang produktif harus dapat membayar atau melunasi ‘utangnya’ sendiri. Cerita ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mengajarkan pembaca tentang pentingnya melihat peluang di sekitar kita dan mengambil risiko yang terukur.

Namun, bukan berarti buku ini tidak memiliki kekurangan. Pendekatan Kiyosaki dalam buku ini terlalu menyederhanakan konsep, atau oversimplifikasi dan tidak selalu praktis bagi semua orang. Konsep-konsep yang diajarkan mungkin lebih mudah diterapkan bagi mereka yang sudah memiliki akses ke modal atau pendidikan yang lebih tinggi. Untuk orang-orang dengan latar belakang yang kurang mendukung atau kondusif untuk memulai berinvestasi, misalnya di daerah yang mengalami perang, prinsip ini mungkin akan sulit untuk diterapkan dalam kondisi distopia seperti itu.

Selain itu, setelah saya mencari beberapa pendapat sebagai referensi dari ahli dalam bidang ekonomi atau finansial, mereka menyoroti bahwa saran-saran Kiyosaki mungkin terlalu ekstrim atau tidak sesuai dengan profil risiko individu. Jadi, sementara buku ini memberikan banyak wawasan berharga, penting bagi pembaca untuk melakukan penelitian dan konsultasi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan finansial besar.

Meskipun demikian, "Rich Dad Poor Dad" tetap menjadi salah satu buku yang paling banyak dijadikan dalam literatur mentor keuangan pribadi. Kiyosaki tidak hanya menyajikan konsep-konsep yang kuat, tetapi juga mengemasnya dalam narasi yang menginspirasi dan mudah dicerna. Buku ini telah mengubah pandangan banyak orang tentang uang dan memberikan dorongan yang diperlukan bagi banyak orang untuk mengambil kendali atas keuangan mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun