Selama pertemuan dengan pejabat pemerintah (11/03/2022), Putin mengatakan Rusia harus "memperkenalkan manajemen eksternal" pada perusahaan yang keluar "dan kemudian mentransfer perusahaan ini kepada mereka yang ingin bekerja," mendukung proposal legislatif yang akan menciptakan jalur bagi pemerintah untuk mengambil alih dan akhirnya menjual bisnis yang keluar dari negara itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada 10 Maret bahwa Rusia akan muncul lebih kuat setelah mengatasi kesulitan yang disebabkan oleh sanksi Barat. (Reuters)
Pernyataan Putin adalah tanda lain dari tekanan ekonomi yang melanda Rusia setelah sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Rubel telah kehilangan lebih dari 40 persen nilainya sejak invasi dimulai dua minggu lalu, mendorong bank sentral Rusia untuk membatasi perdagangan mata uang untuk mencoba menghentikan kejatuhannya.
Bank sentral minggu ini juga membatasi penarikan dari rekening mata uang asing karena sanksi Barat membatasi pasokan dolar dan euro negara itu, mendorong Rusia untuk membentuk antrean panjang di bank untuk mencoba menarik tabungan mata uang keras mereka.
Hubungan bisnis Rusia dengan Barat membutuhkan waktu 30 tahun untuk dibangun dan hanya dalam satu minggu dengan mudahnya "Hancur".
Tanda-tanda kepanikan konsumen adalah gejala awal gejolak yang akan tumbuh tajam dalam beberapa minggu mendatang, kata Maxim Mironov, ekonom Rusia di IE Business School di Madrid.
Ketika perusahaan pelayaran global menghentikan pengiriman kargo untuk mematuhi sanksi, Rusia pada akhirnya akan kekurangan makanan, pakaian, dan barang impor lainnya, kata Mironov. Pabrikan dan maskapai Rusia tidak akan bisa mendapatkan komponen impor yang mereka butuhkan untuk mempertahankan operasi. Dan penurunan tajam rubel berarti setiap impor akan jauh lebih mahal, katanya.
Efek sanksi dan hengkangnya perusahaan "Barat", tidak seperti bom yang menghantam sebuah rumah yang langsung menghancurkannya, kata Mironov. "Orang masih bisa membeli barang, orang masih punya uang, setidaknya orang masih bisa bepergian di Rusia. Tapi setelah itu dalam hitungan minggu akan menjadi sangat jauh berbeda. Ini akan menjadi bencana."
Sementara itu, pada kemarin malam, Gedung Putih memperingatkan Rusia agar tidak menasionalisasi aset yang dimiliki perusahaan atau pebisnis "barat".
"Setiap keputusan tanpa hukum oleh Rusia untuk menyita aset perusahaan-perusahaan ini pada akhirnya akan mengakibatkan lebih banyak penderitaan ekonomi bagi Rusia," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah tweet , menambahkan bahwa tindakan tersebut "juga dapat mengundang klaim hukum dari perusahaan yang propertinya disita."
Putin pada hari Kamis kemarin, mengatakan kepada kabinetnya bahwa Rusia "harus melewati periode ini."