Dalam sebuah peperangan tentu akan berdampak pada berbagai aspek dari negara-negara yang bertikai, apalagi negara yang di-invasi. Selain faktor keamanan dan keselamatan jiwa, kesehatan, terdapat faktor penting lainnya adalah masalah perdagangan, ketersediaan pangan dan dalam skala luas akan berpengaruh pada ekonomi negara-negara terkait.
Hal ini tampaknya mulai dirasakan juga oleh Rusia, sebagai negara yang melakukan invasi ke Ukraina telah mengalami dampak pada ekonomi dan perdagangan negara tersebut.
Dalam uapaya minimalisasi dampak ekonomi bagi rakyat Rusia, karena banyak perusahaan Barat yang beroperasi di negara tersebut dan memasok berbagai kebutuhan pangan khususnya banyak yang telah hengkang (bahasa halusnya telah melarikan diri dari rusia)
Kondisi ini oleh, Douglas MacMillan, Kontributor Washington Post di rusia, melaporkan bahwa Presiden Putin sedang mempertimbangkan untuk menasionalisasi perusahaan atau pusat kegiatan bisnis negara "Barat" yang telah ditutup karena invasi Ukraina.
Disebutkan bahwa, langkah ini ditempuh untuk mempertahankan para pekerja atau aktivitas ekonomi di Rusia yang mencerminkan adanya alarm ekonomi di Rusia saat antrean terjadi di toko-toko dan bank.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada (10/03/2022) telah menyatakan dukungan terhadap rencana tersebut. Untuk menasionalisasi bisnis milik asing yang melarikan diri dari negara itu karena invasi ke Ukraina, yang mencerminkan alarm lain kepada Kremlin atas terjadinya kehilangan pekerjaan (pengangguran) dan permasalahan ekonomi lainnya yang ditimbulkan oleh eksodus.
Persetujuan Putin atas rencana tersebut, dijadwalkan akan dibahas di parlemen Rusia pada hari ini (11/03/2022), ketika Goldman Sachs mengatakan pihaknya "menghentikan" bisnisnya di Rusia, menyusul ratusan perusahaan Barat lainnya yang telah menutup atau menangguhkan operasinya.
Sebagai catatan, The Goldman Sachs Group, Inc. adalah bank investasi multinasional Amerika dan perusahaan jasa keuangan yang berkantor pusat di New York City.
Beberapa perusahaan dan toko Pengecer pakaian Jepang Uniqlo dan jaringan AS Victoria's Secret juga turut mengumumkan bahwa mereka akan menutup sementara toko-toko Rusia, yang kemudian mendorong antrean panjang karena pembeli mengantri untuk apa yang mungkin menjadi kesempatan terakhir mereka selama berbulan-bulan untuk membeli barang. Hal serupa serupa telah terjadi juga di Ikea, McDonald's, dan perusahaan lain yang hengkang atau menutup sementara dalam bahasa halusnya.
Hal yang terjadi sepertinya menunjukan orang Rusia semakin cemas kehilangan akses ke produk konsumen yang menjadi andalan mereka.
Selama pertemuan dengan pejabat pemerintah (11/03/2022), Putin mengatakan Rusia harus "memperkenalkan manajemen eksternal" pada perusahaan yang keluar "dan kemudian mentransfer perusahaan ini kepada mereka yang ingin bekerja," mendukung proposal legislatif yang akan menciptakan jalur bagi pemerintah untuk mengambil alih dan akhirnya menjual bisnis yang keluar dari negara itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada 10 Maret bahwa Rusia akan muncul lebih kuat setelah mengatasi kesulitan yang disebabkan oleh sanksi Barat. (Reuters)
Pernyataan Putin adalah tanda lain dari tekanan ekonomi yang melanda Rusia setelah sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Rubel telah kehilangan lebih dari 40 persen nilainya sejak invasi dimulai dua minggu lalu, mendorong bank sentral Rusia untuk membatasi perdagangan mata uang untuk mencoba menghentikan kejatuhannya.
Bank sentral minggu ini juga membatasi penarikan dari rekening mata uang asing karena sanksi Barat membatasi pasokan dolar dan euro negara itu, mendorong Rusia untuk membentuk antrean panjang di bank untuk mencoba menarik tabungan mata uang keras mereka.
Hubungan bisnis Rusia dengan Barat membutuhkan waktu 30 tahun untuk dibangun dan hanya dalam satu minggu dengan mudahnya "Hancur".
Tanda-tanda kepanikan konsumen adalah gejala awal gejolak yang akan tumbuh tajam dalam beberapa minggu mendatang, kata Maxim Mironov, ekonom Rusia di IE Business School di Madrid.
Ketika perusahaan pelayaran global menghentikan pengiriman kargo untuk mematuhi sanksi, Rusia pada akhirnya akan kekurangan makanan, pakaian, dan barang impor lainnya, kata Mironov. Pabrikan dan maskapai Rusia tidak akan bisa mendapatkan komponen impor yang mereka butuhkan untuk mempertahankan operasi. Dan penurunan tajam rubel berarti setiap impor akan jauh lebih mahal, katanya.
Efek sanksi dan hengkangnya perusahaan "Barat", tidak seperti bom yang menghantam sebuah rumah yang langsung menghancurkannya, kata Mironov. "Orang masih bisa membeli barang, orang masih punya uang, setidaknya orang masih bisa bepergian di Rusia. Tapi setelah itu dalam hitungan minggu akan menjadi sangat jauh berbeda. Ini akan menjadi bencana."
Sementara itu, pada kemarin malam, Gedung Putih memperingatkan Rusia agar tidak menasionalisasi aset yang dimiliki perusahaan atau pebisnis "barat".
"Setiap keputusan tanpa hukum oleh Rusia untuk menyita aset perusahaan-perusahaan ini pada akhirnya akan mengakibatkan lebih banyak penderitaan ekonomi bagi Rusia," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah tweet , menambahkan bahwa tindakan tersebut "juga dapat mengundang klaim hukum dari perusahaan yang propertinya disita."
Putin pada hari Kamis kemarin, mengatakan kepada kabinetnya bahwa Rusia "harus melewati periode ini."
Menurutnya. "Dampak Ekonomi akan segera beradaptasi dengan situasi baru," katanya. "Kami akan terus melakukan substitusi impor. Dan semua ini akan mengarah pada penguatan kemandirian, swasembada, dan kedaulatan kita."
Proposal nasionalisasi akan memungkinkan pemerintah untuk meminta perintah pengadilan untuk memberlakukan manajemen eksternal pada pabrik, toko, dan fasilitas lain yang ditinggalkan oleh perusahaan yang hengkang untuk "mencegah kebangkrutan dan mempertahankan pekerjaan," kata partai Putin, Rusia Bersatu, dalam sebuah pernyataan minggu ini. .
Direncanakan manajemen eksternal akan dieksekusi dan berlangsung selama tiga bulan, setelah itu pemerintah akan melelang bisnis tersebut, kata pernyataan partai pendukung putin.
Aturan tersebut akan berlaku untuk perusahaan di mana "negara-negara yang tidak bersahabat" memiliki lebih dari 25 persen dan yang "menghentikan operasi" di Rusia, kata partai politik Putin.
Perusahaan akan dapat menghentikan proses nasionalisasi jika mereka memulai kembali bisnis mereka dalam waktu lima hari setelah perintah pengadilan atau menjual aset mereka dengan cara menjaga aktivitas bisnis dan pekerjaan, kata partai tersebut.
Mironov, seorang ekonom, mengatakan banyak pemimpin Rusia tidak memahami apa yang diperlukan untuk terus menjalankan perusahaan-perusahaan ini.
Ikea "perabotan tidak tumbuh di dalam toko. ... Banyak pejabat tidak mengerti bagaimana ekonomi modern akan berjalan," katanya. "Jika Anda memiliki pabrik BMW tetapi BMW tidak akan mengirimkan komponen kepada Anda, apa gunanya? Jika Anda merebut Ikea dan Ikea tidak akan mengirimkan produk kepada Anda, rencana tersebut tidak akan berhasil!"
Sebagai catatan, berdasarkan Artikel yang berjudul "IKEA's number of stores worldwide from 2013 to 2020". Yang dipublikasi oleh statista.com. IKEA Â adalah perusahaan konglomerasi multinasional yang didirikan di Swedia dan berkantor pusat di Belanda yang mendesain dan menjual furnitur siap pakai , peralatan dapur dan aksesori rumah, antara lain barang dan jasa rumah tangga. Dimulai di Swedia pada tahun 1943 oleh Ingvar Kamprad yang berusia 17 tahun dan berkembang menjadi perusahaan furnitur terbesar di duniasejak tahun 2008.
Merek yang digunakan oleh grup ini adala hakronim yang terdiri dari inisial pendiri, dan inisial Elmtaryd, pertanian keluarga tempat ia dilahirkan, dan desa terdekat Agunnaryd
Grup ini dikenal dengan desain modernis untuk berbagai jenis peralatan dan furnitur, dan karya desain interiornya sering dikaitkan dengan kesederhanaan ramah lingkungan . Â Selain itu, perusahaan ini dikenal dengan perhatiannya pada pengendalian biaya, detail operasional, dan pengembangan produk berkelanjutan yang memungkinkan IKEA menurunkan harganya rata-rata dua hingga tiga persen.
Proposal tersebut adalah salah satu dari beberapa proposal sebelumnya yang telah diajukan untuk disetujui Rusia dalam beberapa hari terakhir untuk membalas atau mengantisipasi sanksi yang dijatuhkan "negara-negara yang tidak bersahabat." Satu dekrit pemerintah yang dikeluarkan minggu ini pada dasarnya memungkinkan entitas Rusia untuk melanggar paten Barat , sebuah langkah yang dapat diambil Rusia untuk mencoba memproduksi "perangkat dan teknologi yang menghilang dari pasar Rusia atau akan kekurangan pasokan," kata firma hukum Baker McKenzie .
Sepertinya Tirai besi baru telah berlangsung dan terjadi di Rusia di tengah invasi ke Ukraina,
Lebih dari 330 perusahaan asing telah mengumumkan penarikan mereka dari Rusia, menurut Yale School of Management , dan memposisikan ribuan pekerjaan dalam bahaya.
Beberapa Perusahaan yang hengkang dari Rusia, diantaranya telah menyebutkan beberapa alasan untuk melarikan diri, termasuk kemarahan atas invasi Ukraina dan kesulitan memproses pembayaran dan mengimpor pasokan ke Rusia karena sanksi Barat.
Uniqlo mengatakan sedang menghadapi "tantangan operasional" di Rusia dan menentang "semua bentuk agresi yang melanggar hak asasi manusia dan mengancam keberadaan damai individu."
Goldman Sachs mengatakan "seharuanya menghentikan bisnisnya di Rusia harus sesuai dengan persyaratan peraturan dan lisensi."
McDonald's, yang untuk sementara menutup 850 restoran, akan terus membayar 62.000 karyawannya di Rusia dan melakukan pembayaran sewa di lokasinya di negara itu, kata Kevin Ozan, kepala keuangan perusahaan, dalam pertemuan dengan para analis minggu ini.
Dia memperkirakan pembayaran tersebut dan biaya lain yang terkait dengan penutupan bisnis akan berjumlah $50 juta per bulan.
"Kami berharap ini hanya sementara, dan kami tentu tidak menganggap enteng keputusan ini," katanya.
Vyacheslav Volodin, ketua majelis rendah parlemen, mengatakan pada Kamis kemarin bahwa restoran bermerek Rusia harus mengambil alih lokasi McDonald's.
"Mereka mengumumkan akan tutup. Yah, oke, silahkan. Tetapi besok di lokasi itu seharusnya bukan McDonald's, tapi Paman Vanya," katanya. "Pekerjaan harus dipertahankan dan harga akan diturunkan."
Demikian perkembangan terkini masalah ekonomi rusia pasca invasi rusia ke ukraina, dimana hal ini biasanya terjadi bagi negara-negara yang berkecamuk dalam peperangan.Â
Ukraina akan mendapat perhatian utama terkait pasokan bantuan kemanusiaan dan kebutuhan masyarakat. Namun di sisi lain, upaya untuk menghentikan invasi Rusia ke Ukraina perlu mendapat tekanan lebih dan memaksanya duduk dalam meja perundingan.Â
Namun seperti yang saya prediksi sebelumnya, krisis di Ukraina ini sekalipun dapat membaik namun sepertinya tidak akan bertahan dalam waktu lama, dan kembali berkecamuk, minimal oleh negara-negara pecahan Uni Soviet, dimana militansinya mendukung Rusia di dalam merebut Ukraina. Mereka ini yang akan terus menganggu terjadinya perdamaian yang sesungguhnya di Ukraina.
Kita lihat saja nanti, berapa lama Putin menunjukan Tarignya kepada Dunia sebagai salah satu Pemimpin Dunia yang berpengaruh dan memiliki kekuatan militer serta persenjataan yang dapat memicu terjadinya perang global.Â
Minimal dalam kasus ini, Putin boleh gagah namun bila dilihat kondisi rakyatnya, apabila ekonomi semakin terpuruk dan proposal yang akan diekekusi tidak berjalan seperti yang diinginkan, Putin akan berhadapan dengan rakyatnya sendiri bahkan partai atau faksi-faksi oposisi di Rusia.
val@rep
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI