"Aku pacar kamu, Pim," Leo terlihat tidak senang.
"Dan aku hanya ketemu Axl hari ini. Kita masih bisa bertemu setiap hari," Pim mengeluarkan jurus senyum terbaiknya. Axl melirik mengamati itu dengan geli. Leo luluh, sesuai tebakan Axl.
"Kamu serius mau pulang dengan aku?" bisik Axl di belakang Pim ketika Leo sudah dipastikan pergi.
"Iya, atau entahlah, yang penting tidak sama dia," bisik Pim balik. Hanya Axl yang tahu isi hati dia sebenarnya.
Axl bertindak biasa. Dia bergabung dengan Mia and the gank untuk menghabiskan sisa makan yang masih terlihat enak. Pim mengikuti dari belakang.
"Hey, Pim, sini gabung," Tim menarik satu kursi. Dia tidak terlihat sadar kalau Leo sepupunya tidak ada. Pim, Axl dan Tim sama-sama teman kuliah di satu kampus. Mereka reuni kecil juga.Â
Leo baru mengenal Pim di acara kerja. Suatu hari mereka bertemu di event kantor mereka yang mengadakan kerja sama.
"Kamu sudah kenal Mia, kan?" tanya Axl. Dia tidak ingat. Tapi Pim menggeleng heran. Semua yang ada di situ cowok kecuali Mia dan dia sendiri. Ini cewek berani benar main sampai malam dengan cowok-cowok.
"Oh, no problem, Mia ini sahabatku sejak kecil, sahabat beneran," tegas Axl untuk dua kata terakhir. Pim tersenyum masam, dia paham ketika disindir cowok itu.
"Dio, dulu kita taruhan berapa sih buat Pim?" tanya Axl. Dia tertawa tergelak, yang lain juga karena semua paham taruhan itu. Wajah Pim bersemu merah, terlihat sekali.
"Sepuluh ribu rupiah! Tapi dengan inflasi jadi seratus ribu dong," kata Dio.
