Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Urban #1] Toko Sembako

1 Juli 2021   11:29 Diperbarui: 15 Juli 2021   14:06 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Tbel Abuseridze on Unsplash.com

Sudah terlanjur Axl mengikuti gaya bicara pegawainya. Yang mendengar tertawa.

"Sudah, Pak, semua ada lima," suara Popi bergaung lagi. Maksud dia lima kalender di lima tempat.

Hey, ini satu Juli, terasa ada yang istimewa. Tapi dia lupa, apa. Sepertinya penting sekali. Jantungnya saja serasa berhenti berdetak ketika teringat tanggal satu Juli ini.

"Pi, adakah tanda di tanggal hari ini?" teriaknya lagi. Dia biasa berteriak di tokonya. Semua kebiasaan yang menular ke pegawainya, sopan santun tetap ada, kecuali teriakan.

"Tanggal satu? Tidak ada lingkaran apapun tuh?" saat ini Popi tidak berteriak. Dia menghampiri Axl sambil membawa satu kalender yang dia bolak-balik. "Semua sudah saya cek, Pak, bersih."

Tiba-tiba Axl merasakan kehilangan dan kesedihan. Popi dia suruh pergi dari kantornya untuk melanjutkan pekerjaan. Dia masih belum ingat tanggal ini sepenting apa.

Kriiing!

"Halo, Axl Sembako," jawabnya sebelum deringan kedua berbunyi. Dia memberi aturan pada pegawainya kalau deringan jangan lebih dari tiga kali. Kepuasan pelanggan itu penting.

Hari itu rutinitas Axl kembali mulai. Dari menerima barang-barang baru, sampai mengecek pesanan dan isi gudang. Dengan cepat, dia melupakan beban pikirannya tentang postingannya di Instagram dan tanggal satu Juli. 

"Pak, tanggal satu ada yang penting," sahut pegawainya yang lain, Dede. "Saya cek di agenda kasir. Ada pesanan gula pasir cukup banyak dari Kuta. Saya dengar akan ada pesta pernikahan artis di hotel dekat situ. Tapi saya tidak diundang, Pak."

Axl dari terkejut, deg-degan, lalu tertawa mendengar kalimat terakhir Dede. Dia pukul kepala cowok itu gemas dengan kipas yang dia temukan di mejanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun