Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Blogger, kompasianer,

Budaya, sejarah, masyarakat, makanan adalah ragam cerita untuk dituangkan pada kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sendirian Makan Ramen? Kenapa Tidak

10 September 2025   11:36 Diperbarui: 10 September 2025   14:50 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semangkuk Ramen hangat (dok. pribadi)

Seharusnya sore itu saya kembali ke Jakarta, tetapi kondisi yang sedang tidak baik-baik saja membuat rencana itu dibatalkan. Otomatis, tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan. Agar tidak bete, lebih baik mencari tempat makan saja. Pilihannya memang tidak bisa jauh-jauh sebab khawatir tidak ada kendaraan umum untuk pulang.

Akhirnya saya memutuskan untuk menikmati semangkuk ramen. Menurut saya, suasana yang tidak nyaman ini cocok ditemani oleh masakan yang hangat. Jadi segera saja mencari informasi di mana tempat yang menyajikan masakan Jepang ini.

Ternyata ada kedai sushi yang menyajikan ramen di dekat tempat tinggal. Saya bisa berjalan kaki untuk menuju ke sana. Sepanjang perjalanan, saya memerhatikan situasi jalan yang tidak ada perubahan. Jalanan tetap dipenuhi motor dan mobil. Ojek pun tampak mengantar dan menjemput para penumpang. Hanya saja angkot terlihat berkurang.

Sesampainya di kedai sushi, tiga orang pelayan tampak sibuk merapihkan meja panjang untuk pengunjung. Sementara aneka ragam sushi tampak berbaris rapi di atas konveyor berjalan. Masakan ini ditata di atas piring dengan warna berbeda, ada merah, kuning, dan hijau. Setiap warna menandakan harga sushi yang harus dibayar.

Kedai itu tidak terlalu ramai. Di pojokan tampak dua orang dewasa dan seorang anak kecil duduk menghadap konveyor. Mereka asyik menikmati makanan sembari sesekali bercakap-cakap. Di bagian tengah terlihat tiga remaja juga asyik memilih sushi yang melintas di hadapan mereka. Entah apa yang diperbincangkan karena saya tidak terlalu memerhatikan.

Saya lebih fokus pada aneka menu yang ditawarkan. Bukan sushi, sebab saya ingin yang hangat. Ya, saya mau ramen dengan sepiring jamur enoki goreng. Pesanan itu segera dicatat pramusaji agar bisa segera dibuat oleh koki. 

Beberapa saat kemudian semangkuk ramen datang. Mangkuk hitam itu seperti latar sebuah panggung. Warnanya yang gelap membuat berbagai toping terlihat menonjol dan mengundang selera.

Hijau dari rumput laut, putih pucat dari mi, kuning dari bagian tengah telur rebus, semburat coklat dari irisan ayam yang digulung, serta kuning lembut dari enoki goreng. 

Penataan yang sedemikian rupa membuat mata saya ikut merasakan kehangatannya. Baru setelah itu indera pengecap yang bergembira. Sesendok kuah ramen tersebut menyimpan rasa gurih yang pas. 

Ketika disatukan dengan mi, rasanya menjadi lebih lembut. Sensasi yang sama juga saya dapati saat menikmati daging ayamnya. Lunak namun padat. Sementara jamur enokinya agak lembut sebab sebagian terendam kuah. Tidak apa-apa, saya sangat menikmatinya. 

Menjelang ramen habis, barulah saya menambah irisan jahe. Entah kenapa saya suka sekali dengan irisan jahe ini. Rasanya ada kriuk-kriuk yang basah. 

Sore menjelang malam itu saya benar-benar menikmati semangkuk ramen sendirian. Bukan karena tidak ada teman, namun memberi kesempatan pada diri sendiri untuk rehat. Mengistirahatkan diri sejenak dari pekerjaan dan perbincangan. Hanya menikmati semangkuk ramen dan diri sendiri. Dan, itu menyenangkan sekali.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun