"Bapak kami tangkap. Sekarang ikut kami ke kantor."
Saridin kaget. "Loh, apa salah saya?"
"Semuanya tertulis di situ. Ini atas laporan ibu Miranti."
"Dia besan saya Pak."
"Ya, bapak diduga sebagai orang yang menggelapkan uang miliknya."
"Hah, saya tidak mengerti. Apa lagi maunya perempuan stres itu. Saya tidak melakukan hal yang dituduhkan itu, Pak."
"Bapak bisa menjelaskannya di kantor."
Merasa percuma melawan petugas, Saridin memilih pasrah. Namun dia tak dapat menyembunyikan ketakutannya. Baru kali ini dia berurusan dengan pihak kepolisian terkait urusan pribadinya. Istrinya yang mengetahui kejadian itu pun terheran-heran. "Bapak polisi salah orang kali?"
Dengan kedua tangan terikat Saridin dibimbing masuk ke mobil petugas."Inilah risiko punya besan stres.Bikin stres!" Saridin menafsir nasibnya.
***
Hanya semalam Saridin di kantor polisi. Karena tak cukup bukti penahanannya dibatalkan. Setibanya di rumah dia mendapati putrinya, Maryati, dengan muka sembab, bekas menangis.