Saridin tak kalah sengit. "Ayo lawan aku, kalau berani!" Seketika Saridin pasang kuda-kuda.
Seketika besannya surut dan mencoba kabur.
"Tunggu!" cegah Saridin.
Besannya terdiam.
Saridin menarik napas, menenangkan diri. Istrinya hendak memukul, tapi dicegahnya.
"Besan, ini ada apa? Memangnya tidak bisa diselesaikan secara baik-baik?" Saridin menahan emosi.
"Duit, bayar!" teriak besannya.
"Astagfirullah! Duit yang mana? Duit apa? Siapa yang pakai duit situ?"
"Ah, pura-pura!"
"Coba jelaskan, bagaimana ceritanya sampai besan menagih seperti ini?"
Besannya buang muka, selanjutnya  pergi begitu saja. Namun mulutnya meracau.  "Menyesal aku. Aku kira kalian orang kaya! Hah, punya besan miskin semua!" Suaranya meninggi.