Tetiba hening,
"Aku lupa ini hari apa?"
Padahal kerap mengeja cerita
Sedari Senin hingga Jumat
Tak absen mencatat ingat
Sabtu, Minggu, kemana?
Rehat!
Satu, dua, tiga, empat, lima
Untuk apa?
Merangkai cara
Agar tak terhempas realita, sia-sia
Walau kerap terlupa, begitulah manusia
Tak jarang bertanya,
"Ini sudah hari ke berapa?"
Senin...
Pepagi muncul nyanyian syahdu
"Mengapa cepat sekali ya?"
Ah, nanti saja
Hingga terlahir beragam drama
Selasa...
Tap...tap, aktivitas mulai menancap
Kerjakan tanpa otak meminta, sergap!
Rabu...
"Ingat ya, agenda hari ini."
Tenang, fokus, masih terjaga dengan baik
Suasana hati pun tak sembarang bunyi krik krik
Kamis...
Memori sudah terpantau lelah
Tugas perlahan mulai terjawab, "Entahlah"
Namun alarm tak tertunda meski batere butuh daya super ekstra
Semangaaat!
Jumat...
Saatnya mengulur sabar
Tunggulah sebentar
Apa kabar jam di dinding?
Masih aman, menanti bunyi kriiiing
Lepas hari itu...
Tak terasa ya
Menghitung hari, berkali-kali
Bak mesin waktu, tanpa henti
Bukan sekadar menakar urusan dunia
Melainkan menabung karya menuju surga
Percayalah,
Dia tak membidik hasil, melainkan menilik pada usaha yang baik
Lalu, seberapa titik energi yang ditemui untuk mendukung diri?
Sayangnya aku tak pandai menghitung, kecuali hari
~ummu el hakim~
Jogjakarta, 4 Agustus 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI