Mohon tunggu...
Sri Kuswayati
Sri Kuswayati Mohon Tunggu... Dosen dan owner penerbit buku CV. Future Business Machine Solusindo (www.fbmsolusindopublishing.co.id)

Aktif mengajak Bunda belajar dan berpenghasilan dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Book

Memperingati Hardiknas 2025 : Menjadi Super Teacher dengan Kemampuan Komunikasi yang Memikat

2 Mei 2025   11:26 Diperbarui: 2 Mei 2025   11:26 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku The Art of Communication for Teacher (sumber : penerbit)

Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025 menjadi sangat berkesan bagi komunitas Grup Guru Inspiratif. Dalam rangka memperingati momen ini dan menyambut terbitnya buku The Art of Communication for Teacher: Menjadi Guru Hebat dengan Kemampuan Komunikasi yang Memikat karya Coach Nurachman, digelar tiga rangkaian training yang sarat praktik: Public Speaking, Hypnoteaching, dan Ice Breaking.

Ketiga pelatihan ini dilaksanakan secara daring setiap akhir pekan malam selama tiga pekan berturut-turut. Walau sesi dijadwalkan 90 menit, dalam praktiknya kegiatan berlangsung hampir tiga jam nonstop. Menariknya, semakin malam justru peserta semakin antusias dan aktif. Mungkin karena mayoritas peserta adalah ibu guru yang di akhir pekan sudah terbebas dari rutinitas rumah dan pekerjaan administratif sekolah.

Sebagai bagian dari tim panitia yang bertugas memastikan kelancaran teknis via Zoom, saya juga ikut serta sebagai peserta. Salah satu momen paling membekas adalah saat peserta diminta menjawab pertanyaan sederhana namun dalam: "Who Am I?" Otak saya seperti beku. Menjawab satu kata tentang diri sendiri ternyata tidak semudah itu. Padahal, dalam buku ini,  penulis menekankan:

"Ma'rifatun nafs atau mengenali diri sendiri sejatinya adalah kunci dari kemenangan hidup, setiap orang pasti memiliki identitas akan dirinya sendiri. Walau terkadang masih jarang yang benar-benar mengenal dan mengerti siapa dirinya." (hal.8)

Buku ini bukan sekadar membahas teknik bicara di depan umum. Ia menyentuh aspek spiritual dan reflektif seorang guru. Dari mengenal jati diri, membangun rasa percaya diri, hingga menjadi komunikator yang andal di kelas dan masyarakat.

Bukan rahasia lagi bahwa banyak guru---meski menguasai materi---mengalami tantangan dalam menyampaikan pelajaran. Tidak sedikit guru yang kemudian diberi label "boring" oleh murid-muridnya. Materi yang disampaikan tak membekas, kelas menjadi pasif, siswa tampak ngantuk, dan proses belajar berjalan tanpa jiwa. Bahkan lebih memprihatinkan lagi, ada guru yang merasa dirinya sukses hanya karena ditakuti murid, padahal itu bukan indikator keberhasilan sejati dalam pendidikan.

Dalam bab awal buku ini, penulis menyentil realitas tersebut:

"Apakah Anda pernah merasakan saat materi yang disampaikan di kelas kurang direspon siswa? Atau pernah dievaluasi oleh wakil kepala sekolah bidang akademik bahwa cara mengajar Anda kurang diminati oleh siswa karena dirasa membosankan?" (hal. 2)

Namun Coach Nurachman tidak berhenti pada problem. Ia menawarkan jalan keluar konkret: The Art of Communication. Ia membagi keterampilan penting seperti public speaking, ice breaking, dan hypnoteaching, yang bisa dipelajari siapa saja, termasuk guru yang awalnya kaku, gugup, atau tidak percaya diri.

Buku ini menjelaskan bahwa guru bukan hanya pengajar, tetapi juga komunikator dan fasilitator pembelajaran. Guru perlu tampil dengan kepercayaan diri yang sehat dan kemampuan komunikasi yang efektif.

"Seorang guru yang hebat bukan hanya menguasai materi, tetapi juga mampu menyampaikannya dengan cara yang menginspirasi. Public speaking adalah jembatan yang menghubungkan ilmu dengan hati para siswa." (hal. 45)

Jika guru hanya mengandalkan suara keras, intimidasi, atau wajah datar tanpa ekspresi, siswa akan belajar dalam tekanan, bukan karena cinta ilmu. Padahal, proses belajar yang baik adalah ketika siswa merasa aman, antusias, dan terlibat aktif. Buku ini menekankan pentingnya ice breaking, bukan sebagai candaan kosong, tetapi sebagai pembuka ruang keterhubungan. Teknik ini mampu mencairkan suasana kelas yang beku dan membuat siswa lebih siap menerima materi.

Sementara itu, hypnoteaching mengajarkan bagaimana menggunakan bahasa sugestif yang positif dan penuh motivasi. Dalam hal ini, penulis menulis bahwa dengan hypnoteaching, guru bisa meningkatkan konsentrasi siswa, menghilangkan rasa takut belajar, dan membuat mereka lebih percaya diri.

Ketiga teknik ini jika diterapkan secara konsisten mampu mengubah kelas dari "boring" menjadi "inspiring". Guru tak lagi menjadi pusat informasi satu arah, melainkan fasilitator belajar yang menyentuh hati, membangkitkan semangat, dan menumbuhkan minat siswa.

Menjadi guru yang inspiratif bukan perkara bawaan lahir. Itu adalah proses panjang dari pengenalan diri, kemauan belajar, dan kesadaran akan tanggung jawab moral seorang pendidik. Buku ini secara halus tetapi tegas mengingatkan bahwasanya setiap guru harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik, agar tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga membangun hubungan yang positif dengan siswa, rekan kerja, dan orang tua.

The Art of Communication for Teacher adalah karya yang tidak hanya informatif tetapi juga transformatif. Ia mengajak guru untuk meninggalkan pola lama yang membosankan atau menakutkan, dan bertransformasi menjadi Super Teacher, guru yang mampu membangkitkan semangat belajar dan meninggalkan kesan mendalam dalam kehidupan siswanya.

Menjadi Super Teacher dengan kemampuan komunikasi yang memikat bukanlah impian yang muluk. Itu adalah keterampilan yang bisa dipelajari, dilatih, dan dipraktikkan. Buku ini bisa menjadi teman terbaik dalam perjalanan itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun