Sudah seminggu sejak Bintang pindah ke sekolah itu. Mana anak-anak baik yang Nenek puji. Tidak satupun. Tidak satupun dari mereka yang mengajaknya berbicara sejak kali pertama dia memasuki ruang kelas 12 A itu. Entah karena mereka sibuk belajar atau memang seperti itu mereka memperlakukan siswa baru. Hari ini ada seorang guru baru yang kabarnya akan menggantikan Pak Lukman sang guru kaca mata. Beberapa orang riuh dan berbisik. Tentu sampai juga ke telinga Bintang meskipun dia tidak ada yang mengajak berbicara. Di depan Bintang ada Celine dan Rindu. Menurut pengamatan Bintang, mereka berdua adalah manusia terberisik dari banyaknya murid di kelas itu. Dan celakanya, Bintang duduk di belakang mereka.
"Katanya guru baru pengganti itu sangat tampan, beberapa hari lalu sempat datang ke ruang kepala sekolah," ucap Celine.
"Katanya juga badannya kekar kaya tentara, lho," timpal Rindu.
Entah apa tujuan mereka berbisik tapi keduanya seolah sengaja agar Bintang mendengar ucapannya. Bintang tak peduli, gadis itu buang muka lalu menyandarkan tubuhnya ke tembok lalu menutup wajahnya. Jam istirahat belum datang, tapi hampir dua jam kelas itu kosong tanpa guru yang datang. Bintang mencoba tidur, malam tadi hujan deras sehingga rumah sang nenek bocor dan dia tidak dapat tidur.
Braakk!
Suara seseorang membanting mejanya dengan benda keras. Bintang terkejut tapi dia pandai mengendalikan ekspresinya.
"Minggir!" teriak orang yang baru saja membuat suara gaduh dan kelas tiba-tiba senyap.
"Kenapa?" Bintang menjawab dingin. "Gue udah di sini sejak seminggu yang lalu, males pindah," ucapnya datar.
"Ini meja gue." Siswa laki-laki dengan seragam tak di kancing dan rambut acak-acakan itu mencoba mengintimidasi Bintang. Mengamati Bintang. Aroma tembakau menyeruak tiba-tiba. Pekat bercampur aroma arak yang kental.
"Orang nggak waras sebaiknya di rumah aja. Ngapain ke sekolah." Bintang tak mau kalah, matanya melotot, tangannya mendorong wajah siswa itu menjauh. "Mulut lo bau."
Berberapa anak lain tertawa mendengar ucapan Bintang, namun sekejap diam membisu saat siswa laki-laki itu menoleh.
"Ada apa ini?" Tiba-tiba kepala sekolah datang dengan seorang pria berpakaian rapi. Dia pasti guru baru yang beberapa menit lalu jadi bahan gosip dua gadis yang duduk di depan Bintang.
"Bayu! Duduk kamu!"
Perintah Kepala sekolah itu langsung saja di turuti oleh siswa laki-laki yang ternyata bernama Bayu. Pria berpakaian rapi itu adalah seorang guru yang akan menggantikan Pak Lukman atau guru kaca mata yang merupakan wali kelas mereka. Hal yang paling menyebalkan adalah, Bayu duduk di samping Bintang.
Bersambung....Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI