Sebagai seorang ibu rumah tangga dengan lima anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar, saya kerap dihadapkan pada dilema pengelolaan keuangan. Di satu sisi, kebutuhan harian tidak bisa ditunda. Di sisi lain, impian untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak harus tetap diperjuangkan. Dalam perjalanan itu, saya menemukan bahwa Pegadaian bukan hanya sekadar tempat "menggadai barang", melainkan sahabat keuangan yang benar-benar memahami denyut kehidupan keluarga.
Pegadaian sudah hadir selama 124 tahun, sebuah usia yang menandakan bukan hanya panjangnya sejarah, melainkan juga kedalaman pengalaman dalam mendampingi masyarakat Indonesia. Dari generasi ke generasi, lembaga ini telah menjadi tumpuan harapan di kala genting, sekaligus jembatan menuju masa depan yang lebih cerah.
Saya masih ingat betul, ketika biaya sekolah anak-anak jatuh tempo, dan dana yang ada belum cukup. Saat itu, Pegadaian hadir sebagai solusi cepat, adil, dan mudah. Namun yang membuat saya semakin yakin adalah bahwa Pegadaian kini tidak lagi hanya fokus pada urusan gadai semata, melainkan sudah menjelma menjadi bank emas modern dengan layanan digital yang ramah bagi ibu rumah tangga seperti saya.
Melalui produk tabungan emas, saya bisa menyisihkan sedikit demi sedikit dari uang belanja harian. Jumlahnya memang tidak besar, tapi dengan konsistensi, emas yang terkumpul menjadi tabungan masa depan anak-anak. Rasanya seperti menyimpan secercah cahaya di dalam rumah tangga, yang akan terus menyala meski zaman berubah.
Menabung emas di Pegadaian bukan hanya soal menyimpan harta, tapi menanam harapan. Setiap gram emas adalah cahaya kecil yang menjaga masa depan keluarga, menguatkan ekonomi rumah tangga, dan mengEMASkan Indonesia dari langkah sederhana seorang ibu.
Transformasi digital Pegadaian sungguh memudahkan. Dari ponsel sederhana, saya bisa memantau saldo tabungan emas, membeli tambahan, hingga menjual kembali jika suatu hari ada kebutuhan mendesak. Ini adalah kemudahan yang membuat ibu rumah tangga tetap bisa menjadi manajer keuangan keluarga tanpa harus meninggalkan rumah.
Namun, Pegadaian bukan hanya soal bisnis. Komitmen mereka pada keberlanjutan sangat terasa. Dengan menerapkan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG), Pegadaian membuktikan bahwa keberhasilan usaha harus sejalan dengan kebermanfaatan sosial dan kelestarian lingkungan. Saya pernah mengikuti kegiatan sosial yang difasilitasi Pegadaian di lingkungan tempat tinggal saya. Dari program penghijauan hingga dukungan terhadap UMKM, semua itu menjadi bukti bahwa Pegadaian ingin tumbuh bersama masyarakat, bukan sekadar mencari keuntungan.
Komunitas GadaiPreneur adalah contoh nyata bagaimana Pegadaian menggerakkan ekonomi rakyat. Banyak ibu rumah tangga yang sebelumnya hanya mengandalkan penghasilan suami, kini mampu mengembangkan usaha kecil dengan bimbingan dan dukungan dari ekosistem Pegadaian.
Teman saya, seorang pedagang kue basah, pernah bercerita bahwa ia bisa memperluas jaringan usahanya setelah mengikuti pelatihan yang digelar Pegadaian. Ia tidak hanya mendapatkan akses modal, tapi juga pengetahuan manajemen sederhana, pemasaran digital, hingga jejaring komunitas. Kini, ia bisa menambah penghasilan keluarga dengan lebih stabil.
Pegadaian, dalam pandangan saya, ibarat sebuah pohon rindang. Akar-akarnya menembus tanah kehidupan masyarakat, batangnya kokoh menopang kebutuhan ekonomi, dan daunnya memberikan keteduhan bagi siapa saja yang membutuhkan. Di bawah naungan itu, saya dan banyak ibu rumah tangga lain merasa aman dan berdaya.
Ada sebuah kebanggaan tersendiri ketika menyadari bahwa lembaga yang telah berusia lebih dari satu abad ini mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Dari cara tradisional hingga layanan digital, Pegadaian tidak pernah meninggalkan esensi keberpihakan pada rakyat kecil.
Lebih dari sekadar transaksi, Pegadaian membangun kepercayaan. Kepercayaan bahwa setiap keluarga, sekecil apa pun kemampuannya, memiliki kesempatan untuk menata masa depan. Dan emas, sebagai simbol kemurnian dan kekuatan, menjadi sarana bagi kita untuk menjaga nilai dari jerih payah.
Ketika saya menceritakan tentang tabungan emas kepada anak-anak, mereka mulai belajar tentang arti menabung. Mereka belajar bahwa bukan jumlah besar yang menentukan, tapi kebiasaan yang konsisten. Dari situlah saya melihat bahwa Pegadaian bukan hanya membantu saya sebagai ibu, tetapi juga ikut menanamkan pendidikan finansial sejak dini bagi generasi penerus.
Saya membayangkan, bila jutaan ibu rumah tangga di seluruh Indonesia menabung emas, maka kita sedang bersama-sama membangun fondasi ekonomi keluarga yang lebih kuat. Dan bila itu dilakukan serentak, sesungguhnya kita sedang mengEMASkan Indonesia. Pegadaian hadir sebagai penggerak, bukan sekadar penyedia layanan. Setiap inovasi, setiap program sosial, dan setiap sentuhan digitalnya adalah bentuk nyata dari misi besar, yaitu membuat masyarakat Indonesia lebih mandiri, berdaya, dan berharga.
Pegadaian mengajarkan bahwa keberlanjutan bukan hanya jargon. Dengan tabungan emas, GadaiPreneur, dan komitmen ESG, kita belajar bahwa masa depan bangsa bisa dibangun dari rumah tangga, dari komunitas kecil, hingga menjadi kekuatan ekonomi besar Indonesia.Â
Dalam perjalanan 124 tahun, Pegadaian telah menjadi saksi sekaligus pelaku sejarah ekonomi Indonesia. Dari masa kolonial, kemerdekaan, hingga era digital kini, Pegadaian selalu menemukan cara untuk relevan. Dan bagi saya, relevansi itu terwujud dalam kebermanfaatan nyata di dapur rumah tangga. Sebagai ibu rumah tangga, saya merasa tidak sendirian dalam perjuangan ini. Ada Pegadaian yang siap mendampingi, ada komunitas yang siap menyemangati, dan ada emas yang siap menjaga nilai usaha kecil saya agar tetap berkilau.
Pegadaian memang bukan sekadar perusahaan. Ia adalah bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia. Ia adalah sahabat yang selalu ada ketika kita butuh, dan mitra yang mengajak kita berjalan bersama menuju masa depan. Dengan Pegadaian, mari kita mengEMASkan Indonesia, mulai dari keluarga, mulai dari rumah, mulai dari sekarang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI