Mohon tunggu...
Umi Nadhira
Umi Nadhira Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga pejuang keluarga harmonis

Suka masak untuk dinikmati orang-orang tercinta

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menabung Emas di Pegadaian, Mengikat Janji Ibadah Bersama Keluarga

3 Juni 2025   12:39 Diperbarui: 3 Juni 2025   12:39 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi program emas menuju ke Baitullah dari Pegadaian (Sumber: tribunnews.com)

Saya adalah ibu dari lima anak yang semuanya masih duduk di bangku sekolah dasar. Setiap hari adalah perjuangan, dari menyiapkan bekal, mengantar ke sekolah, mengatur belanja dapur, hingga memikirkan masa depan pendidikan mereka. Namun, di tengah kesibukan itu, ada satu harapan yang selalu saya simpan dalam hati: suatu hari nanti, saya ingin bisa menjejakkan kaki di Tanah Suci bersama suami dan anak-anak saya. Bukan untuk sekadar liburan, tapi untuk menyempurnakan rukun Islam, menunaikan ibadah haji yang menjadi cita-cita setiap Muslim.

Mimpi itu awalnya terasa jauh. Bagaimana mungkin kami bisa mendaftar haji dengan tabungan pas-pasan, sementara biaya pendidikan dan kebutuhan harian terus meningkat? Tapi saya belajar bahwa tidak ada impian yang terlalu tinggi selama ada niat yang tulus dan langkah yang konsisten. Dan langkah pertama itu saya temukan dari sebuah kenangan kecil, emas lamaran.

Tahun 2012, suami saya melamar dengan emas 10 gram. Saat itu nilainya sekitar lima juta rupiah. Kini, nilai emas yang sama sudah mencapai 19 juta rupiah. Saya tercengang. Benda kecil yang dulu saya anggap hanya simbol kini terbukti menyimpan kekuatan luar biasa dalam menjaga nilai. Dari situlah saya mulai paham bahwa emas bukan sekadar perhiasan, tapi bisa menjadi tabungan masa depan. Bahkan, tabungan ibadah.

Sejak saat itu, saya mulai menyisihkan uang belanja mingguan, bukan lagi dalam bentuk uang tunai di celengan atau rekening konvensional yang sering habis terpakai tanpa terasa. Saya mulai menabung dalam bentuk emas, melalui Tabungan Emas di Pegadaian. Jumlahnya tak besar, kadang hanya seratus atau dua ratus ribu rupiah per minggu, tapi saya lakukan dengan tekun dan sabar. Saya anggap itu bukan pengeluaran, tapi "menyicil surga".

Setiap gram emas yang ditabung dengan niat ibadah adalah pijakan menuju Tanah Suci. Bukan besarnya jumlah, tapi ketulusan hati dan konsistensi langkah yang akan menjemput panggilan Allah.

Hal yang membuat saya makin yakin adalah adanya program booking porsi haji melalui tabungan emas di Pegadaian. Program ini membuka peluang bagi keluarga seperti kami yang tidak mampu langsung membayar puluhan juta rupiah, tapi bisa mengamankan kursi haji dengan nilai tabungan emas secara bertahap. Emas yang kami kumpulkan pelan-pelan ternyata bisa digunakan untuk mengunci kuota haji, bahkan dengan skema konsultasi yang aman dan transparan. Pegadaian menjadi mitra yang sangat membantu, bukan hanya dalam menabung, tetapi juga membimbing kami secara finansial dan spiritual.

Saya dan suami kini merasa lebih tenang. Kami tidak lagi terbebani oleh bayangan harga porsi haji yang naik terus dari tahun ke tahun. Kami lebih fokus untuk menabung dengan niat ibadah. Menariknya, anak-anak pun mulai terbiasa melihat kami menabung emas, bukan lagi belanja impulsif. Mereka tahu bahwa ada tujuan besar di balik setiap rupiah yang kami sisihkan, akan membawa keluarga ini ke Baitullah.

Bagi saya, menabung emas bukan hanya strategi finansial, tapi juga pendidikan keluarga. Anak-anak belajar tentang ketekunan, kesabaran, dan pentingnya merencanakan ibadah. Mereka mulai mengerti bahwa berhaji tidak harus menunggu kaya raya, tapi cukup dengan niat yang kuat dan langkah kecil yang istiqamah.

Ibu yang menyisihkan belanja demi tabungan emas bukan hanya merencanakan haji, tapi sedang membangun warisan iman, harapan, dan teladan bagi generasi masa depan. 

Saya menulis kisah ini bukan untuk pamer, tapi untuk menyemangati para ibu di luar sana yang mungkin sedang merasa lelah dan pesimis. Kita ini perempuan yang diberi kemampuan luar biasa oleh Allah, yaitu bisa mengatur dapur, mendidik anak, dan juga menyiapkan perjalanan ibadah. Jangan pernah meremehkan kekuatan seratus ribu yang ditabung dengan niat lillahi ta'ala. Karena siapa tahu, emas-emas kecil itulah yang suatu hari akan berubah menjadi tenda di Mina, air zamzam di tangan kita, dan pelukan haru di depan Ka'bah bersama keluarga tercinta.

Semoga setiap langkah kecil menuju Baitullah diberkahi dan dipermudah. Mari menabung emas, mari menyempurnakan Islam kita, bersama keluarga yang kita cintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun