Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Agama,persinggungan logika dan wahyu

26 Juni 2025   16:55 Diperbarui: 26 Juni 2025   16:55 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ; Muslim.or.id

> Logika sebagai ilmu maupun  cara berpikir tidak memihak. Ia hanya memeriksa konsistensi dan ketepatan berpikir.Manusialah yang bisa mengarahkan kemana pikirannya mengarah

Dalam makna ini, logika ibarat bus yang masih terparkir di stasiun: ia diam tapi memiliki potensi untuk bergerak ke arah mana pun, tergantung siapa yang mengendarainya dan ke mana tujuannya.Sedang logika yang sudah bermain dlm kepala manusia ibarat bus yang sudah bergerak menuju tujuan tertentu

---

Logika Sebagai Instrumen: Netral, Tapi Bisa Dipakai untuk Tujuan Apa pun

Logika dalam dirinya sendiri tidak otomatis akan menghasilkan keyakinan- baik keyakinan terhadap Tuhan (teisme), penolakan terhadap Tuhan (ateisme), ataupun pilihan-pilihan ideologis lainnya. Yang menentukan ke arah mana pikiran seseorang bergerak bukan ilmu logika itu sendiri, melainkan:
Latar belakang pribadi
Komitmen eksistensial-idealisme
Nilai-nilai budaya maupun pribadi
Asumsi metafisis awal
Pengalaman hidup-pendalaman spiritual
Dlsb. hal yang sifatnya personal

Dengan demikian, penggunaan ilmu logika dalam diskursus agama tidak serta-merta  akan mengarah pada penolakan atau penerimaan terhadap agama. Logika hanya menjadi alat untuk menyusun argumen: apakah seseorang menolak atau menerima agama tergantung pada pra-anggapan yang ia bawa ke dalam medan dialektika itu.

Jadi jangan berpandangan bahwa bila memakai alur logika maka struktur bangunan agama akan runtuh-keyakinan akan lenyap-Karena itu bergantung pada karakter dan alur logika yang dipakai seorang individu.Kalau seseorang memakai logika dialektika material dlm menganalisa agama maka dlm pandangannya seolah "agama berantakan"-Tapi yang berantakan adalah pandangannya-bukan hakelat agamanya

Jadi pandangan terhadap agama seorang individu itu tidak identik dengan hakikat atau substansi agama.Pandangan seseorang bisa bersesuaian maupun berlawanan dengan substansi agama

---

Logika yang Telah Terwarnai: Bus yang Telah Melaju ke Berbagai Tujuan

Ketika logika sudah digunakan dalam konteks tertentu oleh individu atau komunitas tertentu, ia tidak lagi bersifat "murni". Ia sudah menyerap atau dipengaruhi :
Paradigma
Orientasi nilai
Metafisika-pandangan metafisis terselubung
Konsekuensi ideologis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun