Apakah individu menerima wahyu sebagai sumber sah pengetahuan agama ?
Apakah ia mendefinisikan Tuhan secara personal atau impersonal?
Apakah ia percaya bahwa realitas metafisik bisa diakses oleh nalar?
Semua pertanyaan ini tidak dijawab secara internal oleh konstruksi ilmu logika, melainkan oleh ontologi dan epistemologi pribadi. Dari situlah premis-premis itu disusun.
3. Koherensi Tidak Menjamin Kebenaran
Logika koheren hanya menjamin bahwa pemikiran tidak saling bertentangan secara internal. Tapi sistem yang koheren bisa saja difahami keliru, jika premis dasarnya salah.
> Contoh sederhana:
Premis 1: Semua dewa tinggal di Gunung Olympus.
Premis 2: Zeus adalah dewa.
Kesimpulan: Maka Zeus tinggal di Gunung Olympus.
Ini koheren, tetapi belum tentu benar secara ontologis-secara ontologi ini bisa diyakini sebagai mitos
Jadi bisa beda secara substansi antara struktur logika dengan simpulan ontologis.