Mana yang benar dapat kita lihat dari 1.struktur argumennya, mana yang lebih konstruktif,terstruktur
2.Mana yang lebih sesuai dengan kenyataan yang ditangkap dan dirasakan manusia.Karena verifikator persoalan kejiwaan-keruhanian paling valid-paling kuat itu bukan peralatan teknologi tapi jiwa-pikiran manusia itu sendiri.Kita lah yang paling tahu apa itu pikiran,jiwa, kesadaran,perasaan,akal dan bukan peralatan teknologi.Jadi jangan menjadikan alat teknologi sebagai verifikator utama persoalan kejiwaan
..............
Makna "kesadaran" tentu kita upayakan untuk memahaminya secara holistik biar pembahasannya bisa secara holistik pula. Karena kesadaran adalah suatu yang sifatnya berjenjang istilahnya ada yang bersifat permukaan dan ada yang lebih mendalam
Menyangkut manusia ada kesadaran biologis seperti kesadaran akan lapar, birahi,ada kesadaran nafsu,kesadaran akali,kesadaran batiniah.Apakah kesadaran berjenjang ini bisa ditelusuri oleh metode sains,tentu saja terbatas karena jangkauan sains yang terbatas sebatas ruang lingkup dunia fisik-materi. Kesadaran ruhaniah itu bisa kita dalami,hayati dan telusuri oleh alam pikiran kita sendiri-bukan oleh metode sains
Bicara kesadaran di dunia kuantum maka itu tentu beda dengan kesadaran ruhaniah manusia.Kesadaran kuantum kalau itu menyangkut materi nya maka bisa di sebut materi "berkesadaran" selama dapat dijelaskan secara hukum fisika.Jadi acuan kesadaran di dunia kuantum adalah hukum fisika yang masih dapat difahami
Bagaimana ketika "kesadaran" materi kuantum sudah tak dapat diamati karena tenggelam kedalam ketakpastian atau hukum fisika nya sudah tak dapat dibaca manusia ?
Ini seperti batas akhir pikiran manusia dengan dunia materi yang diamatinya. Selama ini dalam ruang kesadaran manusia  ketika kita melihat dan memahami dunia materi kita melihatnya sebagai obyek yang memiliki konstruksi hukum fisika,Maka ketika materi di level kuantum sudah tak dapat dipastikan secara hukum fisika kita melihat seolah "kesadaran" materi menghilang dalam ketakpastian
Sebagai gantinya konon kesadaran sang pengamatlah yang menentukan bagaimana posisi materi dan cara kita memahami materi di level kuantum
PIKIRAN DAN MATERI.MYSTERI KESADARAN (part 3)
Pikiran dan materi menunjukkan 2 entitas yang berbeda substansinya,satu non materi dan satu materi.
Masalahnya lalu adalah adanya pandangan kaum materialist yang menganggap pikiran sebagai produk materi atau pancaran atau eksistensi materi atau dengan kata lain eksistensi pikiran bergantung mutlak pada materi sehingga pikiran dianggap tidak memiliki otonomi.Pandangan seperti ini menjelma menjadi "teori otak" menganggap apapun unsur jiwa-pikiran mutlak produk materi otak