Apakah perumusan kesadaran sebagai persoalan "teramat kompleks" tsb menunjukkan bahwa kesadaran adalah suatu yang sudah berada diluar dimensi material dan artinya juga sudah ada diluar pengamatan kacamata sains bahkan di level kuantum sekalipun (?)
Atau selain fisika kuantum bisakah neurosains serta biopsikologi sebagai disiplin ilmu sains era kontemporer mengambil alih penjelasan perihal kesadaran dari ranah metafisika secara akurat ?
.................
KESADARAN ADALAH RUHANIAH-BUKAN MATERI
Menurut seolah teman kesadaran sejauh yang dapat difahami sains adalah sesuatu yang mengikuti system atau hukum fisika yang dapat dikenali sains.Jadi dalam memahami dan memaknai "kesadaran" sains itu tetep butuh sandaran penjelasan fisika-hukum fisika dan tak bisa serta tak boleh keluar dari hukum fisika karena itu akan menjerumuskan sains pada ranah metafisika
Seperti kita tahu di dunia metafisika,baik dalam filsafat,agama maupun psikologi kesadaran lebih dimaknai sebagai suatu yang bersifat ruhaniah-psikologi-personal yang penjelasannya tidak memakai atau tidak bersandar pada hukum fisika atau penjelasan kuantum.
Dan di dunia metafisika khususnya pandangan agama wahyu pada prinsipnya kesadaran dipandang bukan sesuatu yang bersifat materi atau kehadirannya dipandang karena eksistensi dunia materi.Sebab pertama atau hakikat dari kemunculan kesadaran dipandang berasal dari dunia non materi yang disebut "alam ruhani".Maka dalam agama "berpikir" (sebagai jalan menuju kesadaran serta ekpresi kesadaran) dipandang sebagai "aktifitas ruhaniah"-bukan aktifitas yang sumbernya gerakan materi yang dapat diamati alat medis dirumah sakit misal
Nah bisakah para ahli fisika kuantum kontemporer dan penggagas teori "jiwa adalah produk otak" membalikkan pandangan klasik agama dan metafisika umum nya dengan membuat rumusan baru bahwa kesadaran adalah produk materi ?
Masalahnya adalah bila nanti mereka telah memproklamirkan "kesadaran adalah produk materi" (ini se level dengan teori "jiwa=produk otak") itu tak cukup cuma klaim,Mereka harus bisa membuktikan bahwa berpikir, berkesadaran adalah hasil "interaksi antar partikel material" ( bukan dimuncul kan oleh dunia ruhani seperti pendapat agama).Ini tugas berat bagi mereka yang memproklamirkan teori "jiwa=produk otak",Tapi itu konsekuensi yang harus mereka tanggung bila teori mereka itu tak mau disebut sebagai iman atau kepercayaan semata
Pertanyaannya ; Mungkinkah berpikir termasuk kesadaran dijelaskan oleh mekanisme hukum fisika-secara fisika atau di era kontemporer ini secara kuantum ?
Dalam dunia metafisika agama kesadaran itu berjenjang,dan maknanya bukan sekedar "kesadaran biologis" seperti merasa hidup,merasa lapar.Dalam agama wahyu ada bentuk kesadaran ruhani yang mengikuti jenjang ilmu yang di kuasainya, Ada kesadaran level sari at hingga kesadaran level hakikat,level permukaan dan level lebih mendalam