Warung menjadi simbol slow economy di tengah percepatan konsumsi global. Ia menjadi oase kemanusiaan di tengah dunia yang semakin dingin dan terukur. Tidak heran, meski retail modern terus bermunculan, warung tradisional tetap punya tempat istimewa di hati masyarakat.
Penutup: Enam Warung, Satu Pelajaran
Enam warung dalam 100 meter bukan sekadar fenomena unik di sebuah kampung. Ia adalah pelajaran besar tentang harmoni ekonomi kerakyatan. Bahwa usaha kecil bisa hidup berdampingan, bahkan saling melengkapi, tanpa harus saling mematikan.
Di tengah dunia yang semakin modern dan kompetitif, warung-warung itu mengingatkan kita: ekonomi sejatinya bukan hanya soal angka dan keuntungan, melainkan juga tentang manusia, kepercayaan, dan kebersamaan.
Mungkin inilah yang sebenarnya kita rindukan: sebuah warung sederhana, dengan senyum tulus dan buku catatan kecil, yang membuat kita merasa menjadi bagian dari kehidupan bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI