Catatan Penting: Minim Papan Informasi
Satu hal yang cukup membingungkan adalah minimnya papan informasi. Bagi pengunjung pertama yang datang tanpa pemandu, hal ini bisa merepotkan. Misalnya, lokasi parkir tidak langsung jelas, peta lokasi tidak terlihat di titik strategis, dan informasi tiket tambahan pun kurang lengkap.
Contoh nyata, tiket parkir Rp10.000 ternyata harus dibayar terpisah, bukan termasuk tiket masuk. Karena tidak ada papan informasi yang jelas, banyak pengunjung awalnya salah paham.
Menurut saya, hal ini perlu diperbaiki. Pihak pengelola sebaiknya menambah papan petunjuk dan peta area agar wisatawan merasa lebih nyaman. Informasi sederhana seperti biaya tambahan, arah ke savana, hingga area interaksi gajah bisa membantu wisatawan menikmati kunjungan dengan lebih tenang.
Interaksi Pertama dengan Gajah
Setelah membeli makanan di pintu masuk savana, kami naik shuttle berkeliling. Dari balik kaca, pemandangan savana begitu menawan, dengan pepohonan dan suasana asri yang membuat hati tenang. Sesekali terlihat gajah berjalan santai bersama pawangnya-pemandangan yang langsung membuat anak-anak antusias.
Kemudian, sampailah kami di lokasi interaksi gajah. Dengan tiket Rp20.000, kami bisa masuk area khusus gajah sepuasnya. Kami sudah membeli pakan untuk diberikan kepada Nisa, kakaknya, dan induknya.
Inilah momen pertama kami melihat, menyentuh, dan memberi makan gajah secara langsung. Awalnya, ada rasa canggung dan takut. Ukuran gajah begitu besar, belalainya panjang dan kuat. Namun, di bawah pengawasan pawang yang ramah dan terlatih, rasa canggung itu berganti menjadi kegembiraan.
Anak-anak saya tak berhenti tertawa saat Nisa meraih makanan dari tangan mereka. Saya sendiri ikut merasakan momen magis: ada kedekatan, ada rasa percaya, dan ada kebahagiaan yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Kami pun berfoto bersama Nisa dan gajah lainnya. Momen ini terasa begitu istimewa, mendebarkan sekaligus membahagiakan.