Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sama-sama Dewan, tapi Bagai Langit dan Bumi: Ironi DPR dan Guru Honorer

30 Agustus 2025   14:24 Diperbarui: 31 Agustus 2025   18:57 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perbandingan Dewan Guru dengan Anggota DPR. (Sumber: Dok. Pribadi/dibuat dengan AI) 

Publik kerap dikejutkan dengan berbagai fasilitas dan tunjangan anggota DPR, mulai dari tunjangan beras hingga wacana kenaikan gaji pejabat yang jumlahnya tidak sedikit. Ironinya, jika dihitung-hitung, satu tunjangan anggota dewan saja bisa menjadi nafkah berbulan-bulan bagi seorang guru honorer.

Tunjangan beras yang nilainya jutaan rupiah bagi anggota DPR mungkin setara dengan gaji sepuluh bulan seorang guru honorer di pelosok. Perbandingan ini terasa getir, terutama di tengah kisruh pendidikan, ketika banyak guru honorer akhirnya memilih resign karena gajinya tak cukup untuk bertahan hidup.

Definisi yang Menggugah Ironi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dewan berarti “majlis atau badan yang terdiri dari beberapa orang anggota sebagai penasihat, pertimbangan, atau pemutus sesuatu.”
Definisi ini menempatkan kata dewan pada posisi terhormat: sekelompok orang yang dipercaya, diberi amanah, dan memikul tanggung jawab besar untuk kepentingan bersama.

Namun, di negeri ini, kita mengenal dua dewan yang nasibnya bagai langit dan bumi: Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Guru. Sama-sama disebut dewan, tetapi kehidupan sehari-hari keduanya jauh dari kata sebanding.

Sama-sama “Dewan”, Sama-sama Punya Peran

Sebutan “dewan” dalam dunia pendidikan sering kali terasa timpang. Guru, yang dikenal sebagai “Dewan Guru”, berdiri di depan kelas, mengabdi mendidik anak bangsa, tetapi jauh dari kata sejahtera. Sementara “Dewan” dalam arti wakil rakyat hidup dengan fasilitas melimpah, gaji besar, dan berbagai tunjangan yang nilainya bisa menyamai nafkah berbulan-bulan para guru honorer.

Perbandingan ini kerap menggelitik nurani. Sama-sama “dewan”, sama-sama punya peran penting bagi masyarakat. Bedanya, guru mencetak generasi, sedangkan wakil rakyat mewakili suara masyarakat. Namun, dalam hal penghargaan, seolah ada jurang yang sangat lebar.

Dewan di Gedung vs Dewan di Kelas

Anggota DPR disebut wakil rakyat. Mereka digaji belasan hingga puluhan juta setiap bulan, ditambah tunjangan rumah dinas, kendaraan, biaya perjalanan dinas, hingga dana aspirasi. Mereka duduk di kursi empuk, berdebat dalam rapat paripurna, lalu pulang dengan jaminan kesejahteraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun