Diam bukan lagi tanda kedewasaan, tapi hasil dari pembungkaman kolektif. Masyarakat yang takut terlihat salah adalah masyarakat yang berjalan tanpa arah baru alias jalan di tempat.
Bagaimana Kita Melawan Perfeksionisme yang Membungkam?
1. Rehabilitasi Hubungan Kita dengan Kesalahan
Gagal bukan aib. Gagal bukan antitesis dari berhasil. Gagal adalah bagian dari proses menuju berhasil. Bila kita tidak pernah salah, kita sedang bermain terlalu aman. Gagal adalah tempat belajar terbaik.
Penelitian Annisa Nurul Utami dkk. (2019) menunjukkan bahwa perfeksionisme berlebihan pada siswa justru menghambat pengambilan keputusan karier karena takut salah langkah.
2. Normalisasi Ketidaksempurnaan
Sekolah, kantor, dan komunitas harus membangun ruang aman untuk salah, untuk mencoba, dan untuk belajar tanpa takut diremehkan. Ruang untuk bereksperimen. Untuk bertanya. Untuk menjadi “biasa” sebelum menjadi “luar biasa”.
3. Rayakan Keberanian Mengekspresikan Diri, Bukan Hanya Kehebatan
Tidak semua tulisan harus viral, tidak harus menjadi headline. Tidak semua komentar harus sempurna. Tapi semua orang berhak bersuara. “Berani tampil tanpa jaminan hasil adalah bentuk keberanian tertinggi.” Dari sana dialog bermula, dan perubahan bisa dimulai.
Menggeser Standar Dari “Sempurna” Menuju “Berani”