Mohon tunggu...
Newbie
Newbie Mohon Tunggu... -

Aliran Naturalisme

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Part I] Di Balik Sebuah Cerita

27 November 2016   18:04 Diperbarui: 30 November 2016   19:09 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kawasan pendesaan (sumber : http://media.dinomarket.com/)

"di kampung sebelah mas, anak ku tinggal di kampung sebelah karena bekerja disana". jelasnya.

**

POV Suami

Aku tertidur cukup lama saat itu, saat ku sadari suara azan magrib telah berkumandangan dengan merdunya di temani suara binatang malam yang menambah suasana pendesaan yang begitu asri dan nyaman ini.

Ku perhatikan sekeliling kamar dan anak-anak tertidur dengan senyum dan damai tercetak dari wajahnya, sesaat ku kecup keningnya dan melangkah ke kamar mandi.

Aku melangkah keluar kamar meninggalkan anak-anak yang sedang tertidur, saat kaki melangkah keluar bertepatan dengan bu giran yang sedang membawa napan berisi dua gelas teh hangat dan secangkir kopi mengarah ke teras depan.

Terdengar suara tawa istri di selingi candaan pak giran dan ibu yang sedang bercengkrama di teras,baik di ruang tengah maupun di teras tetap duduk dalam posisi lesahan karena di rumah tersebut tak ada meja dan bangku seperti di rumah kami.

Saat ku melangkah ke pintu depan, aku berhenti sejenak di balik dinding rumah yang terbuat dari anyaman bambu dimana terlihat posisi istri yang duduk di samping kiri pak giran dan ibu duduk di hadapan mereka.

Ku lihat istri ku menggunakan sweater dipadu dengan daster kemeja, dan rambutnya yang panjang di biarkan terlepas. Bibir tua Pak giran yang sesekali mengisap kreteknya sembari menyeruput kopi hitam, terlihat tangan kiri tua pak giran yang tak canggung untuk membelai rambut panjang istri ku yang di selingi bisikan ke telinganya dan di sambut tawa si ibu yang membuat wajah rina bersemu merah.

Suasana yang begitu akrab dan tak ada rasa canggung diantara ketiga insan yang padahal baru bertemu tadi siang, terlihat chemistry terbentuk secara natural diantara mereka tanpa adanya sesuatu yang dibuat-buat. Senyum dan rasa damai bercampur suka cita melihat keakraban diantara mereka tak ada pikiran aneh yang terlintas di benak ku.

Malahan aku bersyukur melihat keadaan yang tersaji saat ini, dimana istri ku mendapatkan kebahagian dari sedikit banyaknya dapat terlepas lelah bekerja dengan kerasnya di rumah sebagai ibu rumah tangga, setidaknya biarkan dia merasakan kebahagian dan tertawa lepas seperti saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun