Mohon tunggu...
Tripviana Hagnese
Tripviana Hagnese Mohon Tunggu... Bisnis, Penulis, Baker

Saya seorang istri, ibu rumah tangga, yang juga mengelola bisnis, ada bakery, laundry, dan parfum.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Cerbung Episode 15] Goresan Takdir di Atas Kanvas

20 September 2025   04:08 Diperbarui: 19 September 2025   17:35 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambar Milik Tripviana Hagnese: [Cerbung Episode 15] Goresan Takdir di Atas Kanvas
Gambar Milik Tripviana Hagnese: [Cerbung Episode 15] Goresan Takdir di Atas Kanvas

Episode 15: Kebenaran yang Terungkap di Ruang Sidang

Sasha membuka matanya. Pandangannya kabur, disusul dengan aroma desinfektan yang menusuk hidungnya. Ia menoleh, dan melihat Ibu Diana duduk di sampingnya, memegang tangannya erat.

"Mama..." bisik Sasha, suaranya serak. "Darius... di mana Darius?"

Air mata Ibu Diana mengalir. Perasaan panik merayap di dada Sasha. Ia berusaha bangkit, tetapi kepalanya terasa pusing.

"Jangan, Sayang," bisik Ibu Diana, memegang bahu Sasha. "Darius... dia selamat. Dia di ruang sebelah."

"Bagaimana... bagaimana keadaannya?" tanya Sasha, suaranya bergetar.

"Luka bakar, dan paru-parunya terluka karena menghirup asap. Dia masih belum sadar," jawab Ibu Diana, suaranya parau.

Sasha menunduk. Air matanya jatuh membasahi selimut. "Ini semua salahku, Ma," bisiknya, suaranya tercekat. "Kalau saja aku tidak memaksa pulang sendiri. Kalau saja aku lebih hati-hati, ini tidak akan terjadi."

"Sasha, tatap Mama," kata Ibu Diana, mengangkat wajah Sasha dengan lembut. "Ini bukan salahmu. Sama sekali bukan salahmu. Yang terpenting, kamu selamat. Kamu menyelamatkan Darius. Kamu pahlawan."

Sasha menangis sesenggukan. Ia memeluk Ibu Diana, merasakan kehangatan yang selama ini ia rindukan. "Tapi... aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku tidak bisa melindunginya."

"Kamu melindunginya, Sasha," bisik Ibu Diana, memeluknya erat. "Kamu membawanya keluar dari kobaran api. Kamu sudah melakukan lebih dari cukup."

Beberapa minggu kemudian, setelah Darius pulih sepenuhnya, ia dan Sasha menghadiri sidang pengadilan Rohan dan Adnan. Kasus ini cukup menggemparkan, mengingat Darius adalah seorang CEO perusahaan besar dan Sasha adalah pelukis yang sedang naik daun. Ruang sidang penuh sesak dengan wartawan dan pengunjung.

Rohan dan Adnan diinterogasi secara terpisah. Adnan yang ketakutan dan menyesal, mengakui semuanya. Ia menceritakan bagaimana Rohan mendatanginya dengan rencana, dan bagaimana ia setuju hanya karena ia ingin memisahkan Darius dan Sasha. Ia bersaksi bahwa ia tidak pernah berniat untuk menyakiti Sasha.

Sebaliknya, Rohan tetap bungkam. Ia menolak mengakui apa pun. "Adnan yang merencanakan semuanya!" teriaknya, menunjuk Adnan. "Dia yang ingin menghancurkan Darius!"

Namun, rekaman video dari gudang diputar. Video itu menunjukkan Rohan yang menuangkan bensin dan melemparkan korek api. Video itu juga menunjukkan Adnan yang panik dan mencoba menghentikan Rohan. Bukti itu tak terbantahkan. Adnan dijatuhi hukuman penjara, dan Rohan mendapatkan hukuman yang jauh lebih berat.

Di bangku penonton, Bella hadir. Wajahnya pucat, terlihat syok. Ia tidak pernah menyangka kakaknya akan melakukan hal sekejam itu. Di sampingnya, Rohan menunduk, rasa malu dan penyesalan yang mendalam terlihat jelas di matanya. Perkataan Sasha terngiang kembali, bahwa ia seharusnya ada untuk Bella, bukan berkubang pada kebencian.

Setelah sidang selesai, Darius dan Sasha menghampiri Bella. Darius duduk di samping Bella.

"Bella... aku minta maaf," bisik Darius. "Aku tidak tahu remnya blong. Aku tidak tahu itu akan terjadi."

Bella tersenyum. "Kak Darius... ini bukan salah kakak. Aku sudah tahu semuanya. Aku sudah memaafkan kakak."

Bella menoleh ke arah Sasha. "Terima kasih sudah membela kakakku. Terima kasih sudah mengingatkannya bahwa yang terpenting adalah hidup. Aku sudah memaafkan semuanya. Aku sudah bisa menerima ini."

Sasha tersenyum. Ia menatap Darius, dan ia melihat kelegaan di matanya. Luka lama itu kini telah sembuh.

Malam harinya, Sasha dan Darius duduk di taman rumah Darius. Mereka berdua terdiam, menikmati keheningan.

"Semua ini... sudah berakhir, kan?" bisik Sasha.

"Ya," jawab Darius. Ia menggenggam tangan Sasha. "Semuanya sudah berakhir."

Mereka menikmati sejenak kebahagiaan yang bisa mereka rengkuh ini, mengobati luka, dan merencanakan masa depan. Namun, mereka tidak tahu masa depan apa yang sesungguhnya menanti mereka, rahasia apa lagi yang akan terkuak?

Bersambung...

#tripvianahagnese
#cerbung
#sasha
#21episode
#GoresanTakdirdiAtasKanvas

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun