Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Power of Nggedabrus

28 Maret 2024   15:04 Diperbarui: 26 April 2024   23:17 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Oleh: Tri Handoyo

Petang itu sedikit mendung. Seperti biasa, para pelanggan warung kopi Cak Otok menikmati berbagai gorengan sambil berbincang-bincang santai. Mereka baru dari masjid dan melanjutkan berbuka puasa di situ sambil menunggu waktu Isya.

"Sekarang ustadz itu menjadi sebuah profesi yang prestisius lho," celetuk Ki Klepon, "Karena penghasilan dakwahnya bisa membuat mereka hidup mewah!"

"Apa jadi ustadz nggak boleh kaya, Ki?" tanya Gempil yang keberatan mendengar peryataan itu. Dia merasa tersinggung karena dia juga seorang ustadz.

"Kalo memang mau hidup kaya raya, ya sebaiknya jadi bisnisman saja, atau jadi pejabat saja, sebab dakwah itu bukan mata pencarian!" timpal Cak Dempul sambil menerima secangkir kopi pesanannya.

Setelah menyeruput kopi, Ki Klepon menimpali, "Aku sepakat dengan Cak Dempul. Sekarang memang banyak bisnisman yang melihat dakwah sebagai peluang bisnis yang menggiurkan! Tidak heran banyak ustadz yang jadi semacam selebritis dan hidup kaya raya!"

Topik pembicaraan itu dipicu oleh karena malam itu akan ada acara pengajian yang mendatangkan ustadz terkenal dari kota, yang konon biaya mengundangnya sangat mahal.

"Itu sebetulnya bukan ustadz yang murni berjuang demi agama," sahut Cak Otok, pemilik warung, "Mereka itu lebih mirip motivator yang menjual ayat-ayat suci demi kepentingan duniawi!"

Gempil tampak gusar, dengan mulut masih mengunyah singkong berujar, "Itu namanya sampean su'udzon!"

"Bukan su'udzon!" Ki Klepon yang menjawab, "Kamu gak percaya kalau target ustadz abal-abal itu sebenarnya demi mendapat harta benda dari hasil dagangan agamanya? Mau dibuktikan?"

"Ya, bagaimana cara Ki Klepon membuktikan?" serbu Gempil antusias. Ia merasa dikeroyok sehingga hatinya mulai panas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun