"Kita jadi semakin yakin," sahut Si Iblis Betina, "Mereka benar-benar menyatakan perang, dengan menebarkan kematian dan membuat teror
Dua orang tokoh tua itu berusaha menjatuhkan mental pasangan muda itu, karena mereka merasa sudah tidak sanggup melawan. Memang, betapa pun jahat dan&
Mahesa melompat keluar dan berdiri di sebelah Lastri. Mereka saling berpandangan, seolah sepakat bahwa membakar rumah itu adalah ide yang sangat bagus
Para penjaga yang berjumlah belasan itu terkejut bukan main.
Siapa yang tidak ikut merasa bahagia menyaksikan kebahagiaan sepasang orang muda seperti mereka?
Ki Unggul dan anak buahnya yang sangat menguasai medan pertempuran menyambut gempuran mendadak itu dengan penuh percaya diri.
Sejak bertemu kakek misterius yang mahir menguasai pikiran, yang kemudian berhasil mencuri kitab pusaka di depan hidungnya itu, membuat Arum
Arum memandang keempat orang yang nyaris kehilangan nyawa itu dan menarik nafas panjang.
Kalau melihat mata Si Iblis Betina itu, orang akan bergidik.
Puri itu berada tepat di belakang bangunan utama, yang merupakan dulunya adalah ruang kerja para pandai besi
Ki Kalong Wesi kaget ketika berhadapan dengan seorang yang biarpun masih sangat muda akan tetapi mempunyai ilmu kepandaian tinggi. Ditambah lagi
Keesokan harinya, tidak seperti biasanya, pagi-pagi sekali Arum sudah mondar-mandir di teras depan rumah yang lebar. Semua kursi dan meja di dalam
Kini Arum mendapat kesempatan untuk memperkenalkan dirinya. Dengan suara nyaring dia lalu berkata, “Aku Arum putri Mpu Naga Neraka dari Perguruan
"Berhenti!" teriak Ki Sabrang. Ia disertai anak buahnya langsung mengurung dokar.
Kedua orang muda itu sebetulnya sudah lama saling mengenal, karena memang bertetangga desa
Dengan jantung berdebar penuh birahi, Lintang mencoba menenangkan diri.
Sejak kecil, ketika hidup di dalam hutan, Lintang sudah digembleng latihan-latihan semedi dan pernapasan yang diajarkan oleh Ki Lindu.
Jika pertarungan itu berlangsung lama, maka Ajeng justru bisa dipastikan akan kalah karena ia lebih banyak menguras energi.
Lintang hanya tersenyum. Ia mendapat banyak pencerahan tentang situasi politik dan sejarah serta tentang kondisi masyarakat dari Arum.
Apa dia harus jujur mengatakan bahwa lelaki itu sebetulnya bukan Tulus, tapi orang lain dan ia ingin menikah dengannya?