Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Power of Nggedabrus

28 Maret 2024   15:04 Diperbarui: 26 April 2024   23:17 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kita suruh mereka mesedekahkan hartanya yang banyak itu untuk dibagikan kepada kaum fakir miskin, sebagaimana yang sering mereka gembar-gemborkan dari atas mimbar agar kita rajin bersedekah. Rajin beramal. Berani nggak?"

"Ya seandainya mau," sahut Cak Dempul, "Itupun tidak sebanding dengan yang mereka peroleh dalam sekali tanggapan!"

Ki Klepon yang duduk berhadapan dengan Cak Dempul mengacungkan jempolnya. "Nah..cocok!"

"Seorang pendakwah yang tulus ikhlas itu pasti mencontoh kehidupan Rasulullah, yakni hidup sederhana," imbuh Ki Klepon, "Itu yang jelas menjadi ukuran utama."

Kini giliran Cak Kempit menimpali sengit, "Jangan-jangan Ki Klepon dan Cak Dempul ini sebenarnya iri dengan kehidupan ustadz-ustadz yang sukses, jadinya nyinyir seperti ini!"

Mendengar itu Gempil merasa mendapat energi baru. Sahutnya sambil menunjukan ibu jari ke Cak Kempit, "Nah..cocok!"

"Kalau saya lebih suka ustadz yang kaya raya," sambung Cak Kempit, "Ketimbang seperti Kyai Bejo yang katanya sakti tapi kere itu!"

"Setuju!" Gempil semakin merasa di atas angin, "Kyai kere kok buat anutan! Dia sendiri hidupnya susah. Nolong dirinya sendiri saja kesulitan bagaimana mungkin bisa nolong orang lain!"

"Maaf, saya boleh ikut nimbrung?" Seorang lelaki tua yang duduk di pojok berbicara dengan nada datar. Mereka semua yang sedang asyik ngobrol itu baru sadar bahwa ada orang asing yang menyimak obrolan mereka.

"Silakan mbah!" jawab Cak Otok si pemilik warung. "Di sini semua orang bebas berbicara!"

Orang asing itu pun berkata, "Seorang pendakwah sejati itu memang harus konsisten dengan apa yang mereka dakwahkan. Berdakwah dengan ramah, lemah lembut dan penuh kasih sayang. Harus bisa menjadi contoh. Harus bersedia hidup sederhana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun