Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Essi Nomor 202: Meluruskan Purbasangka Purba

1 Mei 2021   07:01 Diperbarui: 2 Mei 2021   07:30 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.travelingintuscany.com/arte/lucasignorelli/sanbriziochapel.htm

Essi 202 -- Meluruskan Purbasangka Purba
Tri Budhi Sastrio

Sepanjang sejarah peradaban rasanya tidak pernah
     ada purbasangka
Yang mendominasi konsep-konsep pemikiran manusia
     sedemikian rupa
Dibandingkan dengan sejumlah prasangka purba
     yang entah mengapa
Ternyata memang sudah ada sedari masa penciptaan
     manusia pertama,
Meskipun pernyataan ini tentu saja terbatas bagi
     mereka yang percaya,
Tetapi karena jumlah yang percaya besarannya
     amat sangat luar biasa,
Maka pengaruhnya juga tidak bisa dianggap hal
     yang lumrah dan biasa.
Pengaruhnya sangat luar biasa hingga semua
     sendi peradaban manusia
Ikut menampilkan warna dan nuansa betapa
     hebatnya ini purbasangka.
Simak saja karya sastra umpamanya, wah ...
     bertebaran di mana-mana,
Dalam banyak karya, entah yang di satu tempat
     saja atau yang mendunia,
Perbincangan tentang purbasangka ini seringkali
     sangatlah mengemuka.
Tetapi sebelumnya ada baiknya melihat kitab suci
     sebagai rujukan utama.
Kata 'iblis' paling tidak dapat ditemukan dalam
     78 ayat kitab suci mulia,
Dan 64 di antaranya dicatat oleh para murid sang nabi
     utusan dari surga.
Yang menarik adalah kata 'setan' yang entah
     mengapa tak ada rujukannya
Dalam kitab-kitab lama, hanya ada dalam catatan
     para murid dan rasulNya,
Rupanya setan bukan kata yang pas menggantikan
     kegelapan kuasa dunia,
Bahkan juga bukan kata yang tepat menggantikan
     'roh jahat' pada masanya.
Roh jahat dicatat empat puluh empat kali oleh para
     murid nabi utusan surga,
Sedangkan kata 'setan' -- entah kebetulan atau
     bagaimana -- jumlahnya sama,
Sama-sama 64 ayat yang memuatnya dalam catatan
     para murid nabi surga.
Sedangkan di tanah Jawa untuk menyebut setan, iblis,
     dan lain padanannya,
Wah, banyak benar istilahnya, mulai dari bagaspati
     sampai wawa, contohnya.

Semua yang jahat, sesat dan gelap sejak lama
     telah dipersepsi oleh manusia
Pasti bukan berasal dari surga, karena mereka
     memang di neraka tempatnya,
Kemudian mereka semua akan beramai-ramai
     melanglang buana ke dunia,
Sebagai utusan dan duta dari neraka dengan
     tugas utama menggoda manusia.
Inilah persepsi umat manusia, inilah purbasangka
     purba, yang entah mengapa
Terus melekat dan merasuk dalam-dalam lalu
     membingkai nurani, otak dan jiwa.
Akibatnya pun tidak tanggung-tanggung, bahkan bisa
     dikata sangat luar biasa
Tidak satu pun manusia waras yang sudi bersimpati --
     bahkan sedikit saja --
Pada ini mahluk utusan neraka, penggoda dan
     penyesat manusia, musuh sorga.
Pendek kata semua menyatakan perang pada iblis,
     setan, roh jahat dari neraka.
Ya perang yang baka, perang tak berkesudahan
     sepanjang masa, sementara
Sang iblis, setan, dan roh jahat meski tak jelas
     lantang bergema tetapi bisa saja
Mereka sebenarnya terus bertanya-tanya sambil
     mengumpat-umpat tak percaya.
Lho, apa salah kami ...  apakah karena kami sering
     menyesatkan dan menggoda?
Tapi ini kan titah yang mahakuasa, yang memang
     diberikan pada kami di neraka?
Memangnya kami bisa menggoda dan menyesatkan
     manusia tanpa ijin Beliaunya?
Hai, manusia jangan kalian picik ya ... kami ini juga
     hamba Bapa yang di surga ...
Tanpa ijin dan perkenanNya mana bisa kami datang
     ke dunia sesatkan dan goda,
Bahkan yang inipun sebenarnya tugas mulia yang
     diberikan Dia pada kami semua.
Ya menggoda ... ya menyesatkan ... inilah tugas mulia
     kami semua ... hanya saja,
Bukannya kalian mengapresiasi dan menghargai
     kami semua dengan tugas mulia,
Eh malah kami dibenci bahkan jauh sebelum kami
     datang dan sempat menggoda.
Benar-benar keterlaluan kalian semua, tetapi tentu
     saja tidak apa karena ini sabda,
Sabda dan titah langsung dari sang mahapemberi
     titah ... kami bangga karenanya.

Kemudian yang juga aneh, ajaib tapi nyata, ketika
    kami belum sempat menggoda,
Bahkan ketika kami semua memang tidak sedang
     dan berniat menggoda manusia,
Karena untuk apa toh tanpa disesatkan dan digoda
     kalian sebenarnya runtuh juga.
Runtuh dengan sendirinya karena iman dan takwa
     kalian tidak jadi landasan jiwa,
Tetap saja semua ketidak-beresan ditimpakan pada
     kami semua ... yah sial juga.
Tapi seperti kata kami sebelumnya, tidak apa-apa,
     karena semua kerja dan karya
Adalah atas perkenan, ijin, dan bahkan titah sabda
     mahajunjungan kami semua.
Kalian kutuk kami, yah tidak apa ... kalian laknat kami,
     itu juga biasa-biasa saja,
Kami mampu dan bisa menerima itu semua, karena
     begitulah Dia mahapencipta
Melengkapi kami semua ... hanya saja ... tidak
     jengahkah kalian wahai manusia,
Kami tidak salah apa-apa, umpatan dan laknatnya
     kalian timpakan atas kepala.
Kami diam kalian benci ... kami tenang kalian kutuk
     dan laknat berkepanjangan.
Ha ... ha ... ha ... betapa rapuh rentan wahai kalian
     manusia, hanya untungnya
Sang nabi utusan surga berkenan datang membawa
     berkah penyelamatan jiwa,
Kalau tidak, jangankan ke sorga mulia, ke neraka saja
     kalian kami tolak semua.

Lebih baik menjadi raja di neraka daripada menjadi
     budak dan hamba di sorga,
Pernah diucapkan seorang tokoh rekaan dalam
     karya sastra drama kelas dunia.
Ha ... ha .... ha ... tentu saja ini olok-olok belaka,
     walau memang amat luar biasa.
Kalau boleh memilih untuk apa kami diam di neraka
     jika di sorga ada tempatnya.
Tetapi kadangkala bukan pilihan yang utama
     melainkan ketetapan yang kuasa,
Dan kami semua taat pada Dia, ke sorga kami terima,
     ke neraka kami katakan ya,
Memangnya apa yang bisa kami kerja laksana
     kecuali atas titahMu yang kuasa?
Bahkan kepada Sang Putra Sorga yang diutus ke dunia,
     kami juga taat sepenuhnya.
Kau perintahkan agar jangan menggoda, maka kami
     akan segera berhenti bekerja.
Kau perintahkan kami masuk ke babi-babi di Gerasa,
     lalu mencebur ke laut binasa,
Kami juga taat sepenuhnya, karena memang itulah
     perintah untuk diri kami semua.
Taat dan taat semata, pada semua perintah sabda,
     dan mana bisa kami menggoda
Kalau ijin dan perkenan tak ada ...  sejak jaman purba
     sampai masa dunia maya,
Sikap kami tak pernah berubah, taat dan setia pada
     perintah dan sabda mulia.
Diminta menggoda kami kerja, walaupun semakin
     sering saja kerja kami sia-sia,
Bukan karena manusia semakin hebat menangkal
     goda kerja kami setan neraka,
Tetapi karena mereka ternyata runtuh tak setia
     dan percaya dengan begitu saja.
Tak perlu kami goda, semua semakin mudah saja
     seringan gerak bibir mereka,
Yang hanya pandai berbakti dan memuja nama
     yang empunya sorga, sementara
Perintah sang Putra yang turun diutus ke dunia
     hanya asyik jadi diskusi semata.
Empati dan kasih pada sesama itulah perintahNya,
     tetapi semakin sedikit saja
Yang benar-benar mau melaksanakannya, dan ...
     ini anehnya ... eh ... ternyata
Lebih banyak kami yang menjalankannya ...
     ha ... ha ... ha ... dasar manusia ...
 
Essi nomor 202 -- SDA15092012 -- 087853451949

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun