"Siap Jenderal," kata Jenderal Baskoro. Ada nada geli dalam suaranya.
"Apa lagi yang ingin engkau katakan, Mayor?" tanya Jenderal Hartoyo.
"Banyak sekali Jenderal!" jawab Mayor Kasmin seenaknya. "Cuma karena keterbatasan waktu saya hanya akan bertanya yang penting-penting saja. Tiga bulan yang lalu, ketika saya dipastikan mendapat tugas ini, saya sudah bertanya pada Jenderal. Â Apa sih tujuan sebenarnya misi ini? Tetapi anda mengelak menjawab pertanyaan saya dan mengatakan akan dijawab pada saat yang tepat. Apakah sekarang bukan saat yang tepat, Jenderal?"
Jenderal Hartoyo diam. Mukanya yang memang pada dasarnya selalu serius sekarang tampak semakin serius. Kemudian Jenderal itu menatap Kolonel Suwandi. Cukup lama juga keduanya saling pandang, seperti sedang berkomunikasi lewat mata, sebelum akhirnya Jenderal Hartoyo berkata.
"Bawa kemari file merah itu, Kolonel!"
"Anda ...!"
"Ya," Jenderal Hartoyo memotong kata-kata Kolonel Suwandi. "Mayor Kasmin berhak tahu apa tujuan utama tugasnya ini!"
Kolonel Suwandi berdiri, melangkah cepat ke luar ruangan dan dua menit kemudian Kolonel itu kembali dengan map tebal berwarna merah.
Jenderal Hartoyo menerimanya. Mereka tidak saling berbicara.
"Anda betul-betul ingin tahu, Mayor?" tanya Jenderal Hartoyo sekali lagi sebelum membuka map merah itu.
"Tentu saja Jenderal!" jawab Mayor Kasmin.