•••ΦΦΦΦΦ•••
Tiga bulan kemudian, di suatu malam hari yang telah larut, hujan gerimis yang telah berlangsung kurang lebih satu jam lamanya tiba-tiba berhenti seketika, sehingga suhu udara sekitarnya juga mulai terasa lebih dingin.
Sebuah jam dinding yang berada di ruangan utama dari sebuah studio tato telah menunjukkan pukul 01 lebih 23 menit. Dua orang laki-laki dan seorang perempuan yang pada sebagian besar badan, tangan dan kaki mereka dipenuhi dengan berbagai macam hiasan tato. Tampak lagi duduk-duduk bersantai sambil asyik memainkan hp nya dan sedang menikmati menghisap rokoknya lalu menghembuskan asap rokoknya yang berwarna putih, sehingga melayang-layang, berhamburan menyebar ke segala arah.
Sedangkan suara hentakan musik dan teriakan beberapa orang pengunjung yang menirukan syair lagu yang sedang di nyanyikan, sayup-sayup terdengar dari sebuah kafe berlantai dua yang berada di seberang jalan studio tato itu.
Tak lama berselang, seorang laki-laki bertampang kusut dan dalam keadaan mabuk serta berjalan agak sempoyongan memasuki ruangan utama studio tato itu. Sambil sesekali terus meminum dari sebuah botol yang masih dipegangnya, dia pun lalu mengamati bermacam-macam contoh gambar dan sketsa tato berukuran besar yang ditempelkan di beberapa bagian di dinding ruangan studio tato itu.
Laki-laki itu lalu menghampiri ke sebuah meja resepsionis dan telah menunggu seorang perempuan yang berada di belakang meja itu, sambil sedikit melemparkan senyumannya dan tanpa disertai dengan sepatah kata apapun lalu segera menyodorkan beberapa buah buku katalog yang cukup tebal yang berisikan contoh berbagai macam gambar dan sketsa tato yang jumlahnya cukup banyak.
Sambil terus membolak balikan satu per satu buku katalog itu, dia pun mengeluarkan sebungkus rokok dari saku bajunya dan mengambil sebatang rokok yang segera dia masukkan ke mulutnya, akan tetapi ketika dia mencari-cari korek api di saku celananya tak kunjung mendapatkannya. Tiba-tiba perempuan yang berada didepannya itu telah memantikkan sebuah korek api dan menyodorkan apinya.
Setelah menyulut rokoknya dan menghisap dalam-dalam lalu menghembuskan keluar asapnya, lali-laki itu lalu tersenyum kepada perempuan yang berada di depannya itu sambil jari telunjuk kanannya menunjuk dan mengetukkan berkali-kali kepada sebuah contoh gambar tato berupa sebuah kepala wanita muda yang cantik dengan mata besar berbinar, berbulu mata lentik, rambut hitam di kuncir ke belakang, berbibir tebal merekah dan bergincu warna merah menyala serta dengan ekspresi wajahnya tersenyum tersipu malu.
“aku mau yang ini...”, kata laki-laki itu sambil terus tersenyum
Lalu perempuan itu pun ikut tersenyum juga dan segera memberikan kode panggilan kepada kedua laki-laki yang masih duduk santai sejak tadi, kemudian salah satu laki-laki yang merupakan sang pentato, mempersilahkannya untuk duduk di sebuah kursi khusus yang telah disediakan untuk para tamu yang berminat untuk dibuatkan tatonya.
Setelah duduk dengan nyamannya di kursi itu, lalu laki-laki itu pun menyingkapkan lengan bajunya yang berada di sebelah tangan kirinya. Namun sesaat sang seniman tato yang telah bersiap akan memulai pekerjaannya, tiba-tiba laki-laki itu berubah pikiran dan mencegahnya.