“tunggu dulu”, kata laki-laki itu, sambil mengambil sebuah botol yang diletakkan disampingnya dan segera menenggak minumannya
“gak jadi disini”, sambil tangan kirinya menyeka mulutnya
“ganti di lengan sebelah kanan saja...!”
mendengarkan permintaan laki-laki itu, maka sang seniman tato hanya menjawab dengan ekspresi nada yang dingin dan datar saja,
“oke...”,
sambil melayangan lirikan matanya ke perempuan yang berada di belakang meja resepsionis itu, sedangkan sang perempuan itu hanya berdiri diam membisu dan menatap laki-laki pemabuk itu dengan tatapannya yang tajam, misterius dan penuh arti.
Sementara itu, berjarak beberapa puluh meter diseberang jalan studio tato itu terdapat dua ekor burung gagak hitam besar bertengger di atas batu basah yang ditutupi lumut, dengan bulu hitamnya yang mengilap seperti beludru hitam memantulkan cahaya redup, diam membisu seolah menjadi penjaga setia dari sebuah rahasia kuno yang terkubur dalam keheningan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI