Mohon tunggu...
Azis Triadisena
Azis Triadisena Mohon Tunggu... dosen

menyukai konten tentang kecerdasan buatan, fisika kuantum, penulisan fiksi, novel, skenario film

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tato

15 Mei 2025   10:46 Diperbarui: 15 Mei 2025   10:46 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber : senaazis390@gmail.com/Triadisena/https://app.leonardo.ai/image-generation)

          “Klik...!”, bunyi ponsel Draka.

Sementara itu, berjarak beberapa puluh meter dari mereka terdapat pohon besar yang tinggi menjulang dan batang, dahan dan rantingnya yang telah mengering, gundul tanpa dedaunan. Tampak sekawanan burung gagak bertengger di antara ranting-ranting kerontang bagai arang yang berserakan. Bulu-bulu hitam legam mereka berkilauan tertimpa sisa cahaya sore yang mulai samar. Mereka menatap dengan tajam tingkah polah ketiga laki-laki itu dan disusul dengan suara-suara teriakan burung gagak itu yang terdengar serak dan menyeramkan, memecah keheningan alam liar, dan menyisakan kesan misterius serta angker.

(sumber : senaazis390@gmail.com/Triadisena/https://app.leonardo.ai/image-generation)
(sumber : senaazis390@gmail.com/Triadisena/https://app.leonardo.ai/image-generation)

•••ΦΦΦΦΦ•••

Tiga belas hari kemudian, di suatu malam hari yang telah larut. Di dalam sebuah bus kota yang penumpangnya hanya tinggal empat orang dan sedang dalam perjalanan menuju terminal terakhirnya. Seorang penumpang laki-laki muda berambut panjang barusan masuk menaiki bus kota ini dan mengambil tempat duduk sendiri di bagian belakang.

Tiba-tiba dari balik tempat duduknya, Bonza yang rupanya telah bersembunyi dan menunggu kedatangan laki-laki itu tiba-tiba muncul dan dengan cepatnya memiting, mencekik leher dan membekap mulutnya dari belakang sehingga laki-laki itu terkejut, kesulitan bernafas dan meronta-ronta.

“diaam...!, diaam...!”, ancam Bonza

“berikan kunci ituuu...!”

“cepaaat...!, cepaaat...!”, perintah Bonza sambil lebih mengeraskan pitingan tangannya.

Dan dengan menahan rasa sakit laki-laki muda itu melalui tangan kanannya mengambil sesuatu dari kantong jaketnya lalu menunjukkan dua buah kunci safe deposit box.

Tanpa berfikir panjang, Bonza segera merebut kunci itu dan disusul dengan gerakan yang cepat dan keras memukul tengkuk lelaki muda itu hingga tak bergerak dan tak sadarkan diri lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun