"Aku ingat dulu kita sering makan mie instan atau menikmati kopi bersama disini. Bahkan dulu kau sering kali membayar pesananku."
Di tengah monolognya itu, pria tersebut memesan kopi yang sama seperti teman lamanya.
"Kudengar akhir-akhir ini kau melakukan pekerjaan yang berbahaya."
"Bukan urusanmu." Sahut Yuda.
Ditengah obrolan yang mereka lakukan terlihat banyak anak laki-laki, remaja hingga pria paruh baya melintas di sisi jalan.
"Dulu kita sering seperti ini, sering pergi bersama ke masjid, lalu mampir ke warung ini sepulangnya. Kau bahkan lebih rajin dan taat beribadah melebihiku dan aku sangat kagum padamu saat itu."
"Sudahlah, sebenarnya apa maumu? Lebih baik kau tidak berurusan denganku atau kau akan menyesalinya." Kata Yuda mengancam.
"Aku hanya merindukan teman lamaku, teman yang dulu senang membantu orang lain dan bukan sebaliknya."
"Apa maksudmu?" Tanya Yuda dengan nada agak tinggi.
"Aku rindu saat saat dimana kita berlomba lomba berbuat kebaikan, aku rindu dimana kau selalu mengajakku beribadah, aku rindu dimana kau lebih mementingkan orang lain ketimbang dirimu sendiri."
"Dunia berubah, begitu juga diriku."