Mohon tunggu...
Tobi J. Doseng
Tobi J. Doseng Mohon Tunggu... Guru - Biarlah gelas yang kuminum cukup setengah penuh.

Kehormatan terbesar dalam hidup saya adalah jika saya total mencintai diri, keluarga, sesama, dan profesiku. Untuk itu, segala yang bernada positif adalah tamu pertama yang kupersilakan memasuki pikiranku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

SMP St. Yosef Lawir: Rahim Kebanggaanku

18 Maret 2023   14:05 Diperbarui: 18 Maret 2023   14:07 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SMP St. Yosef Lawir: Rahim Kebanggaanku

Saat saya melanjutkan Pendidikan di SMAN Ruteng (sekarang SMAN 1 Langke Rembong), pengalaman di atas kugoresi dalam tertib hidup dan prestasi belajarku. Mereka tidak lagi kutempatkan sebagai sebuah rutinitas yang saat tidak patuh harus dikenai sanksi. Tetapi keduanya kujadikan sebagai sebuah habitus. Sebuah kebiasaan baik yang menjadi gaya hidup. Yang dengannya orang percaya lalu mengikutinya bukan melalui perkataan semata tetapi melalui tindakan nyata.

Untuk itu, ada beberapa poin penting akan nilai yang kutimba dari rahim almamater tercintaku, SMPK St. yoseph Lawir. Pertama, tidur dulu baru belajar. Siapa pun yang hendak belajar (atau membaca), maka seluruh indra yang ia miliki harus tercurah pada buku atau catatan yang di depan matanya. Kosentrasinya harus terpusat pada setiap kata yang terjabar dalam paragraf. Jika syarat ini terpenuhi, maka bukan hal yang mustahil, semua isi dari buku tersebut dapat ditangkap.

Namun demikian, semua indra tersebut bisa bekerja optimal jika hanya jika kondisi fisik dan psikis dalam level nyaman. Dan keterpenuhan level tersebut salah satunya melalui tidur (siang) yang cukup. Tidur mendongkrak daya ingat. Ia juga menjaga ruang kosentrasi bekerja secara penuh.

Apa yang terjadi jika kita belajar (atau membaca) tidak diimbangi dengan tidur (siang) yang cukup? Kita hanya membaca untuk membaca. Tidak pernah sampai pada level untuk mengingat apa lagi menyimpulkan. Indra-indra kita (terutama mata) pun menjadi beresiko jatuh sakit.

Lucunya lagi, lembaran-lembaran buku menjadi peninabobo. Ia pun merestui kita untuk jadikan dia sebagai bantal. Meskipun itu menggelikan. Tapi jauh lebih baik  dari pada lembar-lembar miliknya dihancurkan oleh air liur yang amis.

Kedua, tidur dan belajar diatur dalam waktu.  Penjadwalan yang tertib harus  ditetapkan dalam semua rencana kegiatan. Hal itu mendesak agar indikator kerja bisa diukur dan target yang ditetapkan terwujud.

Jika kemudian pengaturan waktu menjadi habitus, maka seluruh sistem dalam tubuh pun akan merestuinya. Tubuh akan memberikan tanda kepada kita akan apa yang dilakukan secara on time, meskipun kita  tidak memiliki alat penunjuk waktu. Jadi, tubuh memberi sinyal secara otomatis untuk sebuah aktivitas yang sudah menjadi kebiasaan baik harian kita. Termasuk dalam belajar dan tidur.   

Ketiga, aturan menopang perkembangan instansi dan komunitas. Semua peraturan asrama dan sekolah, yang kualami selama tiga tahun di SMP, begitu mesra. Keduanya saling melengkapi dan menguatkan. Keduanya tidak bertumpang tindih.

Para guru, pembina asrama, siswa dan semua pihak terkait pun tunduk pada ketentuan tersebut. Kami semua menjalankannya berdasarkan hak dan kewajiban yang terurai di dalamnya. Sanksi pun begitu patuh dipenuhi.

Semua peraturan tersebut, meskipun banyak menyasar ke peran perseorangan, kami tidak lakoni  dalam kesendirian. Tetapi dalam spiritualitas komunitas. Spiritualitas sebeban sepenanggungan. Dengan demikian, suasana saling mengingat, saling memberi masukan, mengeritik dalam kasih, dan memberi sanksi bukan karena jengkel atau marah meningkatkan aura persaudaraan kami.

Akhirnya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun