Kisah ADAKSI dan para dosen ASN ini menjadi bukti bahwa perubahan itu mungkin. Bahwa suara yang kecil, jika bersatu, bisa mengubah sistem. Bahwa organisasi profesi, bila dijalankan dengan integritas dan visi, mampu membawa harapan menjadi kenyataan.
Di tengah banyaknya narasi pesimistis tentang birokrasi dan ketidakadilan, ADAKSI hadir sebagai kisah nyata bahwa perjuangan yang bermartabat akan menemukan jalannya.
Keberhasilan mendapatkan hak TUKIN ini menjadi titik tolak. Bukan akhir, tapi gerbang awal menuju sistem pendidikan tinggi yang lebih bermartabat dan setara.
Sebuah Catatan Harapan
Hari ini, para dosen tersenyum. Tapi senyum itu bukan karena materi semata, melainkan karena rasa dihargai. Rasa memiliki tempat dalam sistem yang mereka dedikasikan hidupnya.
Kepada semua profesi lain yang merasa termarjinalkan, kisah ini menyampaikan satu pesan sederhana:
“Jika kita bersatu dan memperjuangkan kebenaran, maka tidak ada yang tidak mungkin.”
Terima kasih ADAKSI. Terima kasih para dosen pejuang. Ini bukan hanya keberhasilan perjuangan para dosen. Ini adalah keberhasilan dan kemenangan untuk masa depan dunia pendidikan Indonesia.
Sebagai bangsa, kita tumbuh ketika para pendidiknya dihargai. Tukin adalah simbol pengakuan, tapi makna sejatinya adalah penghormatan terhadap ilmu dan pengabdiannya.
Semoga setiap perjuangan dosen menjadi suluh yang menerangi jalan generasi bangsa untuk terus belajar, berpikir kritis, dan berani memperjuangkan kebenaran.
Catatan: