Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Money

Inalum, Prospek Freeport, Emas & Tembaga

10 Januari 2019   14:41 Diperbarui: 12 Januari 2019   20:33 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Perusahaan-perusahaan Indonesia semakin dikenal sehingga bisa lebih mudah cari utangan di pasar obligasi dunia: Singapura, Hong Kong, New York dll

2. Dll.

N. Pelajaran baru bagi para banker dan investor besar di pasar obligasi

Sukses Inalum di atas menjadikan Global Capital Asia (www.globalcapital.com) menerbitkan artikel pada 14 November 2018, yang intinya sbb:

"Walaupun keadaan pasar obligasi sedang bergejolak dan sangat tidak pasti, sukses Inalum adalah salah satu pengingat yang kuat bahwa selalu ada sukses-sukses yang mengejutkan, baik dalam keadaan baik maupun buruk." 

Q. Kesimpulan: mayoritas saham PT Freeport Indonesia adalah milik Republik Indonesia melalui Inalum, yang 100% milik rakyat Indonesia.

SELAMAT kepada segenap jajaran pemerintah Indonesia yang terlibat, Inalum, FCX dan para pihaklainnya yang telah membantu terlaksananya transaksi yang amat bersejarah itu bagi bangsa kita.

R. Tanpa mengurangi rasa hormat penulis kepada jajaran Inalum dan PTFI, saran-saran  penulis kepada Inalum tentang Pembangunan Smelter Tembaga adalah:

Pembangunan smelter tembaga sebaiknya menunggu hasil operasi tambang bawah tanah Grasberg sd tahun 2021 karena sejumlah alasan, antara lain:

1. Smelter itu membutuhkan pasokan tembaga dari PTFI, yang diproyeksikan memasuki masa transisi pada 2019 sehingga produksi tembaga belum optimal dan tidak cukup untuk smelter dengan kapasitas yang memenuhi economy of scale.  

2. Bisnis smelter menghasilkan sedikit laba bersih, antara 0,4%-4% dari pendapatan total per tahun , yang bergantung pada pasokan bahan baku, ketatnya peraturan lingkungan hidup, sosial, pinjaman lewat obligasi dan/atau bank, besaran bunga pinjaman, rasio utang berbanding modal sendiri (DER), teknologi, manajemen dll. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun