Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Money

Prospek Dolar AS dan Rupiah versus Yuan (RMB)

4 Februari 2018   11:25 Diperbarui: 7 Mei 2019   23:09 13682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Inilah cerdasnya cara bisnis China: mereka tahu bahwa dalam jangka menengah dan panjang, kurs tukar USD/CNY akan turun. Kemungkinan antara 10%-20% dalam 5-10 tahun. Jadi, BUMN dan perusahaan swasta China yang terbitkan obligasi dalam USD akan untung dalam tiga hal: (i) suku bunga yang lebih rendah daripada sebelumnya, (ii) risiko mata uang (currency risk) akan berkurang jauh atau bahkan tidak ada sama sekali jika uang dari penerbitan obligasi mereka dipakai untuk operasi di LN dalam USD dan mendapatkannya kembali juga dalam USD (berikut keuntungan jika ada), dan (iii) khususnya untuk BUMN dan swasta (terutama bidang properti) yang memakainya dalam operasi mereka di China,  ketika obligasi mereka jatuh tempo, kurs tukar USD/CNY antara 10%-20% (bergantung pada tenor obligasi mereka). Misalnya, obligasi mereka berjumlah USD 1 miliar dan tenor 5 tahun. Misalnya ketika jatuh tempo, kurs USD/CNY sudah turun menjadi  10% sehingga kewajiban mereka dalam CNY turun 10%!!! Jika mereka membayar bunga obligasi sebesar 5-6%/tahun (di luar biaya emisi dan perbankan), itu berarti selama 5 tahun mereka akan mendapat diskon bunga rata-rata 1,8%-2%/tahun!!!, atau pengehmatan sebesar USD 100 juta per 5 tahun!!!

5. Tidak heran sejak Oktober 2017, terjadi lonjakan penerbitan obligasi dalam USD oleh BUMN dan perusahaan swasta China, terutama di Hong Kong.

6. Sebagian pembeli obligasi-obligasi di atas adalah perbankan China juga yang berjibun USD-nya, yang sebagian mereka terima dari para deposan lokal dan sebagian kecil asing, dengan memberikan bunga hanya 0,75%-1% per tahun.

Jika masih terlalu banyak USD tersisa dan USD diperkirakan akan turun terus, mereka pasti akan melakukan yang terbaik untuk mereka, yang biasanya secara bertahap. Kerugian kurs bisa menurunkan laba mereka masing-masing yang dilaporkan dalam CNY. 

Catatan: Banyak perusahaan besar AS sudah mengirimkan (repatriasi) laba mereka ke AS karena keringanan pajak korporasi AS yang 21% saja, tetapi sebagian besar dalam bentuk surat utang pemerintah AS yang mereka pegang di LN selama ini.

5. Naiknya pamor CNY karena:

i. CNY sudah dimasukkan ke dalam kelompok mata uang komponen cadangan uang IMF, dari semula 4 buah: USD, GBP, Euro & JPY, menjadi 5;

ii. Semakin banyak yang memakai CNY sebagai mata uang pembayaran transaksi bisnis dll: Pakistan, Zimbabwe; Venezuela dan Russia menerima CNY untuk pembayaran sebagian minyak yang mereka jual ke China; 

iii. Pemerintah China sudah teken banyak perjanjian pertukaran (swap) CNY dengan 30-an mata uang lainnya: IDR, Baht, Won, dll senilai sekitar USD 550 miliar. Contoh: Pada 2013, (1) Bank of England, Bank Sentral Inggeris Raya,  dan PBoC (Bank Sentral China) teken perjanjian pertukaran CNY dengan GBP senilai CNY 200 miliar (saat ini senilai sekitar IDR 430 triliun) sehingga perdagangan di antara kedua negeri mereka bisa dilakukan dalam mata uang masing-masing, bukan USD; (2) Bank Sentral Brazil dan PBoC teken perjanjian swap CNY dan real Brazil senilai USD 30 miliar, Pada 2017, Bank Sentral Argentina dan PBoC teken perjanjian serupa yang bernilai CNY 70 miliar dan pada 2018 ditambah sehingga menjadi CNY 140 miliar;

Update 2 November 2018: Pada 31 Oktober 2018, 16 buah bank di Filipina, antara lain Asia United Bank, Bank of Commerce, membuat perjanjian dengan kantor cabang Bank of China di Manila untuk membentuk Himpunan Perdagangan CNY di Filipina.

Selama kunjungannya menjelang akhir Oktober 2018, Perdana menteri Jepang Shinzo Abe dan delegasinya menandatangani perjanjian pertukaran CNY-JPY senilai USD 30 miliar agar perdagangan di antara kedua negeri itu dilakukan dalam mata uang CNY dan JPY sehingga peran USD akan semakin merosot.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun