Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tentang Secangkir Kopi

11 Maret 2020   14:43 Diperbarui: 11 Maret 2020   14:45 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang suami bertanya kepada istrinya, "Masih adakah kopi yang kau siapkan untukku?, setelah

sepotong senja tak pernah kau hidangkan sejak sebulan lalu?"

"Aku akan buatkan untukmu secangkir kopi, jika hujan bulan Desember tetap turun sederas di waktu-waktu lalu."

Lalu sang suami, yang berbahu miring jika berjalan, bergegas mengelilingi kampung: bertanya

ke setiap lelaki yang ditemui sedang mereguk kopi buatan istri.

"Apakah istri kalian tak menunggu hujan bulan Desember sederas di waktu-waktu lalu untuk menyuguhkan kopi?"

"Tidak, setiap kita memiliki hujan, kopi dan senja sendiri-sendiri."

Dengan bergegas sang suami pulang, untuk menyampaikan berita itu kepada istrinya.

Sesampai di rumah, ia mencium aroma kopi diseduh.

Istrinya sedang membuat secangkir kopi, namun entah untuk siapa.

Tangerang, 11 Maret 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun