Adapun bila kita memilki pemikiran dan pendapat yang ingin dibagi, alangkah baiknya kalau kita tulis pendapat atau opini kita di blog atau catatan di Facebook. Tulislah secara runut dan kronologis, sertakan sumber-sumber yang menguatkan opinimu. Bisa dari kitab suci atau hadist (bagi Umat Islam), atau merujuk pendapat beberapa ilmuwan.Â
Tapi ingatlah, sebagus-bagus pendapat para ahli, merek adalah manusia juga. Tak ada kebenaran pendapat mereka yang bersifat mutlak, apalagi pendapat kita sendiri. Karena kebenaran mutlak hanya milik Tuhan Yang Maha Esa dan para Rasulnya utusannya.Â
Karena itu apabila datang komentator di blog atau catatanmu, yang nampak sebagai kontra pendapat, terimalah dengan lapang dada. Sebagaimana engkau bebas menyampaikan pendapat dan pandanganmu. Mereka juga bebas menyampaikan pendapat dan pandangannya. Asalkan semua disampaikan dengan cara santun, it's OK. Ingatlah perbedaan itu fitrah.Â
5. Baca Kembali Kitab Sucimu dan Baca Kitab Suci Umat Lain
Agar mampu menjadi orang yang lebih santun dan tidak berbicara asal njeplak, maka engkau butuh dasar keilmuan. Seringkali perdebatan di ranah sosial tak bisa dilepaskan dari sisi agama. Karena itu, daripada membuang waktu sia-sia untuk debat kusir dengan dalil yang lemah dan hanya meraba-raba. Alangkah lebih baiknya kalau kamu memanfaatkan waktumu dengan membaca dan mempelajari kembali isi kitab sucimu.Â
Jika sudah paham isi kitab suci, gunakanlah untuk berpendapat dengan cara yang santun dan bisa dipertangung jawabkan. Ingatlah ilmu padi, semakin padat berisi, ia semakin merunduk. Demikianlah seperti kata pepatah:
"Mulut orang yang berilmu ada pada otaknya, sedang otak orang yang bodoh, ada pada mulutnya "
Jika sudah paham dan meyakini isi kitabmu, alangkah baik jika kamu  membaca dan memahami kitab suci agama lain sebagai perbandingan. Dengan demikian kalian akan saling menghargai satu sama lain. Karena bisa memahami, mengapa seseorang melakukan suatu hal atas nama agama. Dan tetaplah bersikap saling menghormati, tanpa mengkebiri pendapat dan keyakinan masing-masing.
6. Gunakan Waktu Lebih Produktif, Â Talk Less Do More
Daripada menggunakan begitu banyak waktu untuk berdebat di media sosial, alanglah lebih baiknya jika hanya bicara seperlunya saja di sana. Gunakan waktumu lebih banyak untuk berbuat dalam kehidupan nyata. Jadilah lebih produktif. Jangan jadi banci media sosial. Apalagi kamu bukan pekerja yang  menggantungkan pekerjaannmu  pada media sosial, alias menggunakannya hanya untuk bersenang-senang saja.
Temukan hobi positif dan tekunilah. Mungkin kamu akan lebih banyak mendapat uang dari hobimu, mungkin kamu akan lebih berprestasi, mungkin kamu bisa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, dan lain sebagainya.