Di balik popularitas TikTok, muncul tantangan baru bagi anak-anak: kecanduan, penurunan konsentrasi, hingga krisis karakter.
Merasa tertinggal saat melihat unggahan orang lain? Bisa jadi kamu FOMO. Saatnya berhenti mengejar validasi dan mulai menikmati ketenangan hidup.
Bagaimana bisa media sosial bisa bermata pisau dua? yuk simak penjelasan lengkapnya!!
Oleh : Asmaul Husna (220240018) -- Prodi Ilmu KomunikasiBeberapa dekade lalu, saat organisasi menghadapi krisis, mereka punya satu kemewahan: waktu. W
Ada gema yang terasa aneh di dunia digital---gema yang semakin nyaring bukan karena kebijaksanaan atau kebaikan, melainkan karena kebencian yang dilon
Seorang anak publik figur menjadi sasaran cyberbullying setelah identitasnya diungkap dalam unggahan seorang psikolog dan menuai pertikaian.
Bagaimana rasanya menjalani magang bukan hanya sebagai pengisi waktu kuliah, tapi sebagai batu loncatan menuju dunia profesional?
Dari sekadar unggahan foto, kini media sosial jadi senjata ampuh buat branding. Cepat, murah, dan langsung ke target. Kok bisa seampuh itu?
Strategi Komunikasi Humas Pemerintah Menghadapi Fenomena Cancel Culture dalam Krisis Kepercayaan Publik
Kita sibuk scroll hidup orang lain, sampai lupa menjalani hidup sendiri.
Membuat konten sosial media yang efektif
Merasa sulit fokus dan cemas? Mungkin ini bukan lelah biasa. Kenali gejala brain rot akibat media sosial dan cara mengatasinya agar kembali waras!
Setan Sekarang lebih menakutkan daripada pocong atau kuntilanak. Dengan mantra gaib yang bernama Like, Share, & Hoax yang perlahan membuat kita MATI.
Merasa Tertinggal tiap buka Sosmed ? Mungkin kamu sedang terkena FOMO. Yukk, cari tahu gimana media sosial bisa memperparahnya
Peran Pemuda di Era Digital
Dance challenge viral di TikTok bukan sekadar tren, tapi cermin tekanan sosial remaja digital yang butuh perhatian serius.
Tampilan makan kini lebih penting dari rasa. Apakah kita masih makan karena lapar, atau demi likes? Simak refleksi kritisnya di artikel ini.
Di era digital, jari kita bergerak lebih cepat dari nurani. Hoaks merajalela, ujaran kebencian jadi santapan harian. Sadarkah kita, media sosial perla
Pemuda-Pemudi Sanggrahan semakin melek digital! Lewat sosialisasi pengelolaan media sosial, mereka dibekali ilmu literasi digital dan videografi.
Tenang, kamu tetap literat cuma versinya beda. Bukan kutu buku, tapi kutu scroll