Mohon tunggu...
ARSaleh
ARSaleh Mohon Tunggu... Pensiunan ASN

Pensiunan ASN, hobi menulis cerpen/novel/opini. Terkadang menulis ilmu pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Sekejap di Lokakarya

17 Agustus 2025   14:10 Diperbarui: 17 Agustus 2025   14:10 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dicreate oleh ChatGPT

Aku keluar kamar dan duduk di teras, secangkir kopi di tangan.
Tak lama, Yani muncul membawa dua cangkir.
Dia menyodorkan satu untukku tanpa banyak kata.

"Mas," katanya sambil tersenyum, "hari ini kita kemana?
Kemarin kan sudah keliling kota. Aku lihat, nggak jauh dari sini ada bukit.
Gimana kalau kita ke sana?"

Aku mengangguk. "Boleh. Tapi nanti agak siangan, biar nggak licin."

Siang itu, kami mendaki bukit kecil di dekat mes.
Batu-batu basah sisa embun membuat langkah kami licin.
Beberapa kali Yani kehilangan keseimbangan dan akhirnya menggenggam tanganku --- ragu-ragu di awal, lalu makin erat.
Aku membalas genggamannya, setengah spontan, setengah sadar.

Kami terus berjalan, kadang tertawa, kadang saling mendiam.
Di puncak bukit, dunia terasa lapang.
Hanya kami berdua di sana, di bawah langit luas.

Sejenak aku lupa.
Lupa bahwa di rumah ada seseorang yang menungguku --- seorang istri, seorang anak.
Mereka ada di ujung lain dari hidupku.
Sementara di sini, di antara tawa kecil dan genggaman tangan, ada percikan api yang bisa membakar semuanya.

Aku menarik napas panjang, dalam.
Aku tahu aku harus berhenti.
Aku harus menjauh --- dari pemandangan ini, dari Yani, dari diriku sendiri.

Kami turun perlahan.
Masih berpegangan tangan, tapi kini genggamanku dingin, kaku, seperti tali tambang yang menahan sesuatu agar tidak jatuh.

Minggu sore, peserta lain mulai berdatangan.
Yani dipindahkan ke mes putri seperti rencana semula.
Aku merasa lega, sekaligus kehilangan.

Senin pagi, lokakarya dimulai.
Dua hari penuh diisi sesi-sesi resmi, ceramah, diskusi.
Segalanya kembali normal, atau pura-pura normal.

Selasa malam, peserta mulai pulang ke kota masing-masing.
Aku pun bersiap pulang --- membawa pulang bukan hanya baju kotor dan buku catatan, tapi juga sebuah rahasia kecil yang hanya aku sendiri yang tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun